Keren Bandung Bakal Kembali Gelar The Runway 2025: Wastra Nusantara Melangkah ke Panggung Dunia

Bandung menjadi panggung utama dunia fashion Indonesia melalui ajang The Runaway 2025 yang berkolaborasi dengan Komunitas Bandung Fashion Society.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Januar Pribadi Hamel
Dok The Runaway 2025
Fashion show The Runaway 2025. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -  Sebagai kota kreatif, Bandung kembali menjadi panggung utama dunia fashion Indonesia melalui ajang The Runaway 2025 yang berkolaborasi dengan Komunitas Bandung Fashion Society (BFS).

The Runway 2025 menjadi bagian dari rangkaian kegiatan New York Indonesia Fashion Week (NYIFW) yang sudah berlangsung selama 17 tahun yang  diselenggarakan oleh produser asal Amerika Serikat, Vanny Tousignant.

Melalui ajang ini mempertemukan 32 desainer dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara dalam satu panggung yang menampilkan kekayaan warisan budaya Nusantara. 

Vanny mengatakan ajang ini menjadi wadah untuk mempersiapkan brand-brand Indonesia agar bisa bersaing di pasar internasional, terutama di New York. 

Para desainer yang lolos kurasi di ajang ini, kata Vanny akan berpeluang besar tampil di NYIFW berikutnya. 

"The Runway bukan hanya sebuah event fashion, tetapi juga panggung penghubung antara karya kreatif anak bangsa dan pasar global. Saya ingin dunia melihat betapa kayanya budaya Indonesia melalui setiap detail desain yang ditampilkan,"ujar Vanny di Hemangini Hotel, Sabtu (3/5/2025).

Vanny menyebut bahwa kurasi desainer dilakukan secara ketat. 

Aspek yang dinilai tidak hanya keindahan visual, tetapi juga orisinalitas ide, kekuatan brand identity, dan sejauh mana busana mampu menyampaikan narasi budaya secara efektif. 

“Desain bagus saja tidak cukup. Harus ada cerita, karakter, dan kejelian membaca pasar. Itulah yang menjadi nilai jual di pasar global,” ucap Vanny. 

Ia juga aktif membimbing para pelaku UMKM untuk memahami preferensi konsumen luar negeri, terutama di Amerika Serikat yang cenderung menyukai produk ready-to-wear. 

Dalam pergelaran ini, para desainer menampilkan koleksi terbaik  yang didominasi oleh penggunaan wastra Nusantara seperti batik, tenun, songket, dan bordir tradisional. 

Karya-karya tersebut disulap menjadi busana modern dengan sentuhan khas masing-masing desainer. 

Konsep fusion fashion antara budaya dan modernitas menjadi benang merah dari keseluruhan pertunjukan. 

Setiap koleksi menampilkan kekayaan warna, motif, dan siluet yang menunjukkan betapa luasnya potensi kain tradisional Indonesia untuk dieksplorasi lebih jauh di industri fashion global.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved