Keracunan Massal di Tasikmalaya

Keracunan Massal di Rajapolah Tasikmalaya, Badan Gizi Nasional Akan Evaluasi

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan langkah cepat dan menyeluruh dalam menyelidiki penyebab insiden ini.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Ravianto
Tribun Priangan/ Jaenal Abidin
KERACUNAN MENU MBG - Petugas kesehatan Puskesmas Rajapolah ketika memberikan penanganan medis terhadap pelajar yang mengalami keracunan menu MBG di Rajapolah, Kamis (1/5/2025). Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan langkah cepat dan menyeluruh dalam menyelidiki penyebab insiden ini. 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden dugaan keracunan pangan dalam Program Makanan Bergizi (MBG) yang menimpa sejumlah siswa di wilayah Tasikmalaya

Salah satu kejadian terbaru dilaporkan terjadi di lingkungan Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Tasikmalaya, pada Kamis (1/5/2025).

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan langkah cepat dan menyeluruh dalam menyelidiki penyebab insiden ini.

“Menyikapi munculnya kasus serupa di beberapa wilayah, kami menegaskan komitmen BGN untuk mengusut secara tuntas penyebabnya dan melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah terulangnya kejadian serupa,” ujar Dadan dalam keterangan resmi yang diterima TribunPriangan.com, Minggu (4/5/2025).

BGN menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak termasuk satuan pendidikan, ahli gizi, penyedia bahan pangan, serta institusi pengawasan mutu untuk memastikan bahwa seluruh proses penyediaan MBG, mulai dari pemilihan bahan hingga distribusi, memenuhi standar keamanan dan kelayakan konsumsi.

Sementara Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq Kabupaten Tasikmalaya, Michael Julius Tobing, menyampaikan bahwa semua prosedur penanganan bahan pangan telah dilakukan secara teliti sebelum pengolahan.

“Setiap komponen menu seperti tahu, ayam, beras, sayur, dan kentang diperiksa kualitasnya secara menyeluruh sebelum diolah,” ujarnya.

Hasil uji awal yang dilakukan tim ahli gizi SPPG menunjukkan bahwa makanan dalam kondisi baik sebelum dikirim ke penerima manfaat.

Sebagai langkah korektif dan preventif, Badan Gizi Nasional juga segera melakukan pengetatan terhadap prosedur distribusi makanan seperti protokol keamanan saat proses pengantaran dari dapur ke sekolah.

Pembatasan waktu maksimum pengantaran untuk menjaga kualitas makanan.

Mekanisme distribusi di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa.

Selain itu batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi hingga kewajiban uji organoleptik (uji tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) terhadap makanan sebelum dibagikan.(*)

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved