Soal Wisuda Siswa, Mendikdasmen Tak Sepaham dengan Dedi Mulyadi: Boleh, Selama Tak Memberatkan

Abdul Mu'ti menilai wisuda tetap diperbolehkan selama tidak memberatkan orang tua dan tidak dilakukan secara berlebihan.

dok Sekjen Kementerian Dikdasmen
POLEMIK WISUDA SISWA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti (tengah) saat mengumumkan secara resmi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang baru, Selasa 4 Maret 2025. Abdul Mu'ti menilai wisuda tetap diperbolehkan selama tidak memberatkan orang tua dan tidak dilakukan secara berlebihan. 

Selain itu, ia menyebutkan, acara tersebut juga menjadi kesempatan bagi orang tua untuk berinteraksi langsung dengan sekolah.

"Karena bisa jadi orang tua itu tidak pernah ke sekolah anaknya sama sekali. Mereka hanya datang saat acara wisuda. Karena itu, menurut saya, kembalikan saja ke masing-masing sekolah," tambahnya.

Imbauan Agar Wisuda Tidak Berlebihan

Meskipun mengizinkan, Abdul Mu'ti mengingatkan agar wisuda tidak dilakukan secara berlebihan. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Bina Pelajar Bermasalah di Barak Tentara, Ortu Juga Bisa Serahkan

Ia mengimbau agar acara tersebut dilaksanakan secara sederhana tanpa adanya paksaan kepada orang tua untuk mengeluarkan biaya besar.

"Yang penting jangan memberatkan, jangan dipaksakan, dan jangan berlebih-lebihan," tegasnya.

Abdul Mu'ti juga menyarankan agar dalam acara wisuda, tidak perlu diadakan penghargaan wisudawan terbaik, khususnya untuk tingkat pendidikan anak usia dini. 

Menurutnya, semua anak di jenjang seperti TK pada dasarnya adalah anak-anak hebat yang tidak perlu dibandingkan.

"Termasuk kadang-kadang di TK ada wisuda terbaik. Padahal semua anak TK itu baik dan hebat," ucapnya.

Dedi Mulyadi Tegaskan Wisuda Hanya di Perguruan Tinggi

Sementara itu, Dedi Mulyadi dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, mengungkapkan alasan di balik pelarangan wisuda untuk siswa sekolah.

Ia menilai, tradisi wisuda di tingkat TK, SMP, dan SMA tidak lazim di negara lain.

"Di negara mana yang TK ada wisuda, SMP ada wisuda, SMA ada wisuda? Hanya di Indonesia," ujar Dedi.

Dedi berpendapat bahwa wisuda seharusnya hanya digelar di jenjang perguruan tinggi sebagai tanda kelulusan akademik formal yang signifikan.

Dengan perbedaan pandangan ini, publik kini menantikan bagaimana implementasi kebijakan ini di lapangan, terutama di tengah harapan agar kegiatan pendidikan tetap berfokus pada esensi belajar tanpa beban biaya yang berlebihan bagi keluarga.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dedi Mulyadi Larang Wisuda Siswa di Jawa Barat, Begini Respons Mendikdasmen Abdul Mu'ti, 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved