Cerita Warga di Pangandaran soal Kereta Api Banjar-Cijulang di Masa Lalu, Penumpangnya Banyak Bule

Wawan (50) menceritakan sewaktu kereta api rute Banjar-Cijulang, Pangandaran, masih beroperasi. Jalur ini masuk dalam rencana reaktivasi.

Penulis: Padna | Editor: Giri
Tribun Jabar/Padna
SAKSI HIDUP - Wawan (50) saksi hidup kereta api rute Banjar-Cijulang, Pangandaran, di masa lalu. Dia berharap, reaktivasi segera terwujud. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Wawan (50) menceritakan sewaktu kereta api rute Banjar-Cijulang, Pangandaran, masih beroperasi. Jalur ini masuk dalam rencana reaktivasi yang akan dilakukan.

Wawan adalah warga di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Kalipucang merupakan satu kecamatan yang dilintasi jalur kereta api dengan posisi stasiun berada di Dusun Girisetra.

Sewaktu kecil duku, Wawan mengaku sering mengikuti orang tua pergi ke sawah. Ketika pergi, mereka harus melintasi rel dan jembatan pendek kereta api.

"Kalau istirahat di saung sawah dan melihat ada kereta api dari kejauhan, itu saya sangat senang," ujar Wawan berbincang-bincang dengan Tribun Jabar di rumahnya, Sabtu (26/4/2025) siang.

Saking senangnya, dia bersama anak kecil lainnya sering melambaikan tangan untuk menyapa kereta api yang lewat.

Baca juga: Warga Kampung Kujangsari Bandung Tinggal di Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey, Kini Khawatir Digusur

"Tadinya, mau lari mendekati kereta api tapi enggak boleh sama orang tua. Seingat saya itu, pada tahun 1980 sampai 1982," katanya.

Banyak turis yang sengaja berkunjung ke pantai di Pangandaran menjadi penumpang kereta api Banjar-Cijulang. 

"Kebanyakan orang Belanda. Makanya, sewaktu kecil saya sering menyapa kereta api karena banyak penumpang turis," ucap Wawan.

Dulu kereta api yang sering bolak-balik Banjar-Cijulang merupakan jenis kereta api yang berwarna hijau dan putih tulang.

TEROWONGAN KA - Terowongan Hendrik jalur Kereta Api di perbatasan Desa Pamotan dan Desa Kalipucang Kabupaten Pangandaran.
TEROWONGAN KA - Terowongan Hendrik jalur kereta api di perbatasan Desa Pamotan dan Desa Kalipucang Kabupaten Pangandaran. (Tribun Jabar/Padna)

"Selain bawa orang, kereta api itu membawa hasil bumi dari Pangandaran seperti kopra, kopi, cengkih, dan lainnya," ujarnya.

Dulu hasil pertanian di Pangandaran cukup maju dan sering diangkut langsung dengan transportasi kereta api

"Transaksinya juga dulu itu saya lihat langsung di gerbong barang kereta api. Jadi, petani jual ke bakul yang ada di kereta api dan langsung diangkut," kata Wawan.

Baca juga: Melihat Jalur Kereta Api Banjar-Cijulang yang Akan Direaktivasi, Banyak Tertutup Bangunan Warga

Wawan pun menceritakan dirinya sempat diajak naik kereta api oleh orang tuanya dari Kalipucang ke Stasiun Banjar.

"Pemandangan di perjalanan, dulu terlihat indah sekali. Pokoknya betah dan ongkosnya pun murah, kalau tidak salah cuma Rp 25," ucapnya.

Saat berada di dalam kereta api, dulu banyak pedagang asongan. Apalagi, jika berhenti di setiap stasiun. 

"Di Stasiun Kalipucang, biasanya nawarin gorengan peyek udang dan lontong. Di stasiun Padaherang itu nawarin sale pisang. Kalau di Banjarsari itu rebusan biji nangka yang dibungkus daun pisang," katanya.

Menanggapi rencana reaktivasi jalur kereta api Banjar-Cijulang, dia berharap hal itu bisa direalisasikan secepatnya oleh pemerintah.

"Supaya, ramai seperti dulu lagi. Termasuk, hasil buminya," ucap Wawan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved