Inovasi Baznas Ciamis: Gencarkan Infak Recehan Melalui Kencleng hingga Tembus Miliaran Rupiah
Program ini berhasil mengumpulkan dana infak masyarakat yang dihimpun dalam kencleng mencapai kurang lebih Rp7 miliar yang berasal dari uang receh.
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Di balik celengan sederhana atau dalam bahasa Sunda dinamai 'Kencleng' yang menjadi tempat disimpannya uang receh pecahan seratus hingga seribu rupiah, tersimpan semangat gotong royong dan solidaritas yang luar biasa.
Hal itu menjadi inovasi dari Baznas dan gerakan sosial yang masif dilakukan di Kabupaten Ciamis.
Hanya dalam waktu empat bulan sejak Januari 2025, program ini berhasil mengumpulkan dana infak masyarakat yang dihimpun dalam kencleng mencapai kurang lebih Rp7 miliar yang berasal dari uang receh.
Baca juga: BAZNAS Jabar Raih Opini WTP ke-10 Berturut-turut, Bukti Transparansi dan Akuntabilitas
Gerakan ini bermula dari ide sederhana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Ciamis, bagaimana menjangkau lebih banyak masyarakat agar bisa turut berpartisipasi dalam infak dan sedekah, meski dengan nominal kecil.
Maka lahirlah konsep "Kencleng Berjamaah”, ribuan celengan kecil yang disebar ke rumah-rumah warga di 265 desa se-Kabupaten Ciamis untuk menghimpun uang recehan.
Setiap rumah menyimpan kencleng, yang secara rutin diisi oleh anggota keluarga, mulai dari kembalian belanja, sisa uang jajan, hingga recehan dari hasil berdagang.
Lalu, setiap tanggal 20 hingga akhir bulan, ketua RT akan berkeliling kampung, mengambil kencleng dari warga, menghitung isinya, dan menyerahkannya ke kepala dusun untuk disetor ke Baznas.
Siklus ini berulang setiap bulan, menjadi tradisi baru yang sarat nilai.
“Ini bukti bahwa sedekah receh pun bisa menjadi gunung kebaikan,” ujar Ketua Baznas Ciamis, Drs. H. Lili Miftah, MBA, saat diwawancarai di Ruangannya, Rabu (23/4/2025).
Lili menyebut bahwa pada tahun 2024 lalu, total pengumpulan zakat dan infak Baznas Ciamis mencapai Rp17 miliar.
Dengan model kencleng yang partisipatif dan menjangkau lebih banyak warga, ia optimistis angka itu bisa dilampaui pada 2025.
“Kami ingin gerakan ini menjadi inspirasi nasional. Bayangkan jika semua kabupaten di Indonesia menjalankan program kencleng. Uang receh yang sering kita abaikan bisa menjadi pilar membangun negeri ini,” kata Lili penuh semangat.
“Dulu, petugas kami harus mendatangi rumah satu per satu untuk menjemput infak. Sekarang, warga justru lebih antusias memberikan dengan kesadaran sendiri melalui kencleng.” tambahnya.
Program ini bukan hanya tentang pengumpulan dana, namun ini tentang partisipasi kolektif, pendidikan sedekah sejak dini di rumah, dan penguatan nilai keikhlasan dalam kehidupan sehari-hari dan hasilnya nyata.
Baca juga: Nganggur Tapi Ingin Main Game Online di Warnet, Dua Pemuda di Kota Cimahi Gasak Uang Kencleng Masjid
Adapun untuk dana infak yang terkumpul itu akan disalurkan untuk lima program utama:
1. Ciamis Peduli untuk membangun rumah layak huni bagi warga kurang mampu
2. Ciamis Cerdas berupa beasiswa pendidikan bagi anak yang kurang mampu
3. Ciamis Sehat untuk layanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan
4. Ciamis Sejahtera berupa modal usaha bagi para pelaku UMKM
5. Ciamis Agamis sebagai insentif guru ngaji
Di antara puluhan desa yang mengikuti program ini, Desa Werasari, Kecamatan Sadananya menjadi salah satu desa yang mengakui adanya peningkatan jumlah infak yang signifikan dari bulan-bulan sebelum adanya program kencleng tersebut.
Kepala Desa Werasari, Didin Tarsidin yang hari ini menyetorkan uang infak receh ke Kantor Baznas Ciamis, menceritakan bagaimana kencleng telah mengubah wajah desanya.
“Melihat potensi dari gerakan kencleng ini. Kami coba sebar di Werasari, ternyata hasilnya luar biasa. Baru dua bulan berjalan, perolehan infak kami meningkat tajam,” ujarnya.
Ia menjelaskan kalau dulu infak bulanan hanya sekitar dua sampai lima juta rupiah, sekarang melalui program kencleng ini sudah sampai Rp13 juta di bulan Maret, dan Rp16 juta pada bulan April 2025.
Didin menyebut, keberhasilan ini berkat kolaborasi erat antara pemerintah desa, ketua MUI desa, dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).
Mekanisme pengumpulan pun disusun rapi dengan melibatkan ketua RT dan RW hingga kepala dusun.
Baca juga: BAZNAS Jabar Hadirkan Layanan Publik dan Konsultasi ZISWAF di Acara “ Abdi Nagri Nganjang Ka Warga”
Setiap lapisan masyarakat terlibat, dari anak-anak sampai lansia, semua merasa menjadi bagian dari perubahan.
“Ini bukan sekadar program Baznas. Ini milik kita bersama, untuk kesejahteraan masyarakat Ciamis,” kata Didin.
Dia yakin, jika pola ini terus diperluas, maka masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, rumah tidak layak huni, bahkan pengangguran bisa ditangani dari akar.
Gerakan kencleng di Ciamis bukan hanya tentang nominal tapi mengajarkan makna keikhlasan, membangun budaya peduli, dan menciptakan sistem distribusi keadilan sosial yang adil dan merata.
Program ini membuktikan satu hal penting bahwa masyarakat tidak kekurangan kepedulian, mereka hanya butuh sarana yang tepat untuk menyalurkan kebaikan.
Dan kencleng, celengan kecil itu, telah menjadi jembatan dari saku ke surga, dari rumah ke perubahan, dari receh ke solusi besar.(*)
Mengenal Makna dan Filosofi Jamasan Pusaka di Situs Jambansari Ciamis Setiap Rabiul Awal |
![]() |
---|
Mengenal Situs Geger Sunten di Tambaksari Ciamis, Warisan Sejarah Galuh dan Kisah Ciung Wanara |
![]() |
---|
Bupati Ciamis Sudah Peringatkan, ASN yang Terlibat Judi Akan Langsung Dipecat: Tak Ada Kompromi |
![]() |
---|
Selisih Harga Daging Ayam di Ciamis Capai Rp13.000 per Kg, Konsumen Pilih Beli Langsung ke Kandang |
![]() |
---|
Dari Dapur Rumah Kini Omzetnya Jutaan, Kisah Sukses Yasmin Pasarkan Durian Pancake di Ciamis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.