Momen Surak yang Dinanti Warga saat Grebeg Syawal di Keraton Kanoman Cirebon, Tamiri Berharap Berkah

Ia mengaku berharap mendapatkan keberkahan, terutama saat momen surak atau pembagian sedekah berupa uang koin.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
eki yulianto/tribun jabar
GREBEG SYAWAL - Tradisi Grebeg Syawal terus dilestarikan oleh keluarga besar Kesultanan Kanoman Cirebon setiap usai Hari Raya Idulfitri. Tahun ini, prosesi Grebeg Syawal kembali digelar pada hari kedelapan Idulfitri, Senin (7/4/2025), dengan ziarah ke makam leluhur di Komplek Astana Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Tradisi tahunan Grebeg Syawal kembali digelar keluarga besar Kesultanan Kanoman Cirebon di Komplek Makam Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Senin (7/4/2025).

Prosesi sakral ini tak hanya diwarnai doa dan ziarah, namun juga menghadirkan cerita menarik dari warga yang mengikuti ritual tersebut.

Salah satunya adalah Tamiri (56), warga sekitar yang antusias mengikuti seluruh rangkaian acara sejak pagi.

tradisi surak ya
SURAK - Tamiri, satu dari ribuan warga Kabupaten Cirebon yang ikut tradisi Grebeg Syawal Kesultanan Kanoman di Komplek Makam Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Tamiri mendapatkan koin hasil surak atau pembagian sedekah berupa koin yang dilakukan Keraton Kanoman Cirebon.

Ia mengaku berharap mendapatkan keberkahan, terutama saat momen surak atau pembagian sedekah berupa uang koin.

"Surak tadi dapat Rp 1.000. Rebutan dapatnya demi dapat barokah," ujar Tamiri saat ditemui usai acara, Senin (7/4/2025). 

Ia mengungkapkan, bahwa suasana sempat memanas ketika ratusan warga berebut koin yang dilemparkan oleh keluarga keraton.

Baca juga: Grebeg Syawal Keraton Kanoman Cirebon, Tradisi Ziarah hingga Sedekah Koin yang Masih Lestari

"Tadi orangnya banyak banget, sampai kaki-kaki jatuh. Ini acara syawalan, tiap tahun saya ikut di Gunung Jati," ucapnya.

Meski hanya mendapat dua koin senilai Rp 1.000, Tamiri berencana menyimpannya sebagai jimat sekaligus menambah modal usahanya.

"Semoga koin ini membawa berkah bagi usaha saya dan membawa kesuksesan di masa depan," jelas dia.

Tradisi Grebeg Syawal tahun ini digelar bertepatan dengan hari kedelapan Idulfitri.

Prosesi dimulai dengan iring-iringan keluarga Keraton Kanoman yang tiba di komplek makam sekitar pukul 06.55 WIB, dipimpin oleh Patih Keraton Kanoman, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran.

Sesampainya di lokasi, rombongan masuk melalui pintu utama dan naik ke puncak Gunung Sembung, tempat dimakamkannya Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Mereka melintasi tujuh pintu atau Lawang Pitu, yakni Pintu Pasujudan, Ratna Komala, Jinem, Rararoga, Kaca, Bacem dan Teratai.

Ziarah dilanjutkan ke makam para leluhur lainnya, seperti Panembahan Ratu I, para sultan Cirebon, hingga makam Putri Ong Tien Nio, istri Sunan Gunung Jati yang berasal dari Tiongkok.

Warga juga turut memanjatkan doa di depan Lawang Pitu, menjadikan tradisi ini sebagai momen spiritual bersama.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved