Hikmah Ramadhan
Hikmah Ramadhan, Rahasia Pengabulan Doa: Ditolak? Tuhan Ingin Hambanya Datang Langsung ke Langit
Harapan semua orang yang berdoa ingin dikabulkan doanya. Masalahnya kita sering bahkan selalu berdoa tetapi doa kita tidak diijabah Allah SWT.
Oleh Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
TRIBUNJABAR.ID - Harapan semua orang yang berdoa ingin dikabulkan doanya. Masalahnya kita sering bahkan selalu berdoa tetapi doa kita tidak diijabah Allah SWT.
Kita sering mencari sebab mengapa doa kita belum dikabulkan Tuhan.
Padahal kita sudah merasa maksimum telah memohonkan secara khusus kepada Allah SWT agar doa kita diterima.
Salahsatu faktor mengapa doa kita ditolak atau ditunda pengabulan doa kita ialah kurangnya rasa respek dan makrifah yang mendalam kepada Allah SWT.
Etika berdoa banyak dibahas di dalam kitab-kitab tasawuf, termasuk di dalam kitab Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn, karya Imam Al-Gazali dan dalam Kitab Futuhat al-Makkiyyah dan Kitab Fushuhsh al-Hikam karya Ibn ‘Arabi.
Keajaiban demi keajaiban bisa dirasakan oleh oarng yang berdoa secara tulus.
Doa yang disampaikan dengan etika maksimum bisa dirasakan langsung komunikasi batin itu dengan Allah SWT.
Bagi kalangan sufi lebih penting berdoa daripada pengabulan doa. Pengabulan doa belum tentu dirasakan manfaatnya secara fundamental, akan tetapi orang yang mampu merasakan hikmatnya berdoa, maka ia tidak lagi menunggu manifestasi doa tetapi paling penting baginya ialah adanya rasa keakraban dengan Sang Pendengar Doa.
Seolah ia memahami maksud Tuhan seperti yang pernah disampaikan oleh Ibn Arabi bahwa boleh jadi penolakan doa-Mu berarti hikmah lebih besar dari pada ikan raksasa Itu.
Boleh jadi doa seseorang ditolak di langit karena Tuhan menghendaki dirinya yang ke langit untuk menyaksikan sekaligus merasakan nikmatnya pemandangan etalase yang dipamerkan Tuhan di langit.
Di antara etika berdoa yang sering dipraktekkan oleh Imam al-Gazzali ialah, mandi taubat atau mandi junub jika seseorang sedang janabah, yakni baru saja melakukan hubungan suami isteri atau bermimpi sedang berhubungan suami isteri.
Setelah itu berturut-turut membersihkan diri dengan berwudhu yang benar, menutup aurat dengan pakaian santun dan bersih, menghadapkan badan dan muka ke arah kiblat. Jika cukup waktu sebaiknya diawali dengan shalat hajat dua rakat.
Setelah itu kita mengangkat kedua tanggan hingga kelihatan ketiak seperti cara Nabi berdoa, kita mengawali doa dengan membaca ta’awwuz dan basmalah, dilanjutkan dengan membaca puji-pujian (tahmid), berselawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Kemudian dilanjutkan dengan munajat, yang intinya mengungkapkan kerendahan diri dan menyatakan kepasrahan total kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Pengampun.
Zakat Bukan Pencucian Uang: Meneguhkan Filantropi Islam yang Berintegritas |
![]() |
---|
Lailatul Qadar, Momentum Perbaikan Diri dan Bangsa |
![]() |
---|
Menjaga Kemambruran Puasa Ramadhan, Hikmah Di Balik Penolakan Doa |
![]() |
---|
Hikmah Puasa Ramadhan, Menebar Energi Positif: Hadirnya Kebahagiaan, Perginya Adalah Kehilangan |
![]() |
---|
Hikmah Puasa Ramadhan, Istiqamah Karakter Mulia Seorang Muslim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.