Kisah Blankenheim, Produk Sepatu Kulit yang Dilirik Erick Thohir saat Rapat dengan Wishnutama

Beny Ramdani Sofara, seorang pemuda yang memiliki mimpi brand Blankeheim yang disukai erick thohir

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Siti Fatimah
Aldi M Perdana
TRAVEL BAG- Produk kulit travel bag buatan Blankenheim yang terpajang di tokonya yang berlokasi di Jalan Aria Jipang Nomor 3, Kota Bandung. 

Laporan Jurnalis TribunJabar.id, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jauh ribuan kilometer dari Indonesia, tepatnya di Negeri Kincir Angin atau Belanda, terdapat sebuah kota bernama Deventer.

Di sana, seorang pemuda asal Kota Bandung yang tengah merantau pada 2010 silam, tiba-tiba saja memiliki sebuah mimpi.

Uniknya, mimpi tersebut justru terhubung dengan salah satu nama keluarga di Jerman.

Bahkan buah tangan dari mimpinya itu pun telah dikenakan oleh tokoh-tokoh besar seperti Erick Tohir dan Wishnutama.

Namanya Beny Ramdani Sofara, seorang pemuda yang memiliki mimpi terhadap produk kulit.

Beny yang saat ini telah menjadi salah satu UMKM Binaan BRI, diketahui telah membangun usaha produk sepatu kulit bernama Blankenheim.

"Blankenheim itu berdiri tahun 2013. Saya ambil dari nama jalan tempat saya tinggal waktu studi S2 di Belanda pada 2010 lalu," ucap Beny kepada TribunJabar.id beberapa waktu lalu.

Mulanya, Beny yang memiliki ketertarikan terhadap produk kulit—khususnya sepatu—secara tidak sengaja mendapati sepatu kulit buatan Indonesia di salah satu toko yang berada di Alun-alun Kota Deventer, Belanda.

"Waktu itu saya nemu sepatu yang saya taksir. Pas saya lihat. Lho! Ternyata buatan Indonesia tapi menggunakan merek luar. Harga sepatunya itu kalau dirupiahkan, di angka empat juta sekianlah," tuturnya.

Pada saat itu pula, Beny menyadari bahwa produk sepatu kulit buatan Indonesia sudah bisa diterima di pasar luar negeri.

Kepulangannya dari Belanda ke Indonesia, Beny pun melakukan riset terkait produk sepatu kulit selama satu tahun, kemudian lahirlah produk sepatu kulitnya yang bernama Blankenheim tersebut.

"Sampai suatu hari, di tengah perjalanan saat Blankenheim ini dibangun, karena waktu itu zaman Facebook 'kan, ada beberapa orang luar (negeri) kirim message ke saya," ujar Beny.

Usut punya usut, tambah dia, orang-orang luar negeri tersebut mengatakan bahwa Blankenheim ternyata sebuah nama keluarga yang dijadikan nama untuk kota kecil di Jerman, dan kemudian digunakan sebagai nama jalan di Belanda.

"Malah waktu itu ada warga Jerman yang pakai nama keluarga Blankenheim ini datang ke toko," terang Beny. "Kemudian dia cerita, bahwa kakek buyutnya dia di tahun 1900 adalah seorang pengrajin sepatu."

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved