Hikmah Ramadhan

Merawat Kemabruran Puasa Ramadhan, Hidup Ini Adalah Seni, Orang Beriman Tak Akan Kecewa

Menjaga kebabruran puasa Ramadhan. Akhirnya kita bisa menyadari bahwa memang hidup ini adalah seni. 

Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Jemaah melaksanakan salat tarawih perdana di Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, Alun-Alun Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/2/2025). 

Oleh Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

TRIBUNJABAR.ID - Akhirnya kita bisa menyadari bahwa memang hidup ini adalah seni. 

Ada tantangan, perjuangan, dan problem tetapi ada keindahan, kenikmatan, dan kebahagiaan. Yang pasti hidup ini harus dijalani.

Hidup ini juga harus disiasati. Hidup ini juga adalah pelajaran. Bahkan pepatah mengatakan ‘Pengalaman adalah guru paling baik’. 

Kenapa harus menderita kalau bisa bahagia? Kenapa harus dipesulit jika bisa dipermudah? Kenapa harus  rumit jika bisa simpel? 

Pernyataan-pernyataan ini mengisyaratkan kepada kita bahwa hidup ini memang perlu dimanaj dan perlu disiasati. 

Jawabannya sesungguhnya sudah terasa di dalam bulan suci Ramadhan, yang energi spiritualnya amat kuat.

Baca juga: Berkah Ramadhan, Tukang Kue di Pangandaran Kebanjiran Orderan untuk Buka Puasa dan Lebaran

Ada sejumlah kiat yang ditawarkan oleh para arifin di dalam menjalani kehidupan ini. Di antaranya ialah memiliki barang-barang yang benar-benar kita butuhkan dan sebaiknya kita sisihkan daftar barang yang kita inginkan. 

Dalam kenyataan hidup ini sesungguhnya kebutuhan kita sedikit, yang banyak adalah keinginan. Kita harus membedakan secara tegas antara kebutuhan dan keinginan. 

Kebutuhan adalah benar-benar mendesak dan sangat diperlukan, sedangkan keinginan lebih merupakan harapan-harapan ideal yang belum terpilah mana kebutuhan primer dan mana kebutuhan sekunder.

Adakalanya hidup ini perlu dijalani secara praktis-fragmatis tetapi ada juga dimensi di dalam hidup ini memerlukan visi, misi, dan filosofi. 

Di dalam Islam niat menjadi amat penting di dalam menjalani kehidupan ini. Manusia memiliki dua kapasitas, yaitu sebagai hamba dan khalifah.

Hidup sebagai hamba membutuhkan pengabdian dan hidup sebagai khalifah membutuhkan tanggung jawab. 

Sekali lagi, niat menjadi amat penting karena niat bukan sekedar terucapnya maksud dan tujuan di ujung lidah tetapi secara inplisit juga mengisyaratkan adanya program atau planning dan controlling. 

Hidup sistematis dan teratur tidak berarti memasang jerat-jerat dalam kehidupan yang menghalangi kemerdekaan dan kebebasan hidup. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved