Profil Jaswita Jabar, Perusahaan BUMD yang Akan Dievaluasi Dedi Mulyadi, Diduga Sebabkan Banjir

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi akan mengevaluasi Jaswita Jabar setelah pembangunannya berkendala, sehingga diduga mengakibatkan banjir di Bogor.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
LinkedIn PT Jasa Dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda), TribunJabar.id
JASWITA JABAR DIEVALUASI - Kolase foto logo Jaswita Jabar (kiri) dan Dedi Mulyadi (kanan) saat peresmian pabrik sepatu di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Senin (3/3/2025). Dedi Mulyadi menyebut akan mengevaluasi Jaswita Jabar karena kendala pembangunan yang menyebabkan banjir di Kabupaten Bogor. 

TRIBUNJABAR.ID - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan mengevaluasi PT Jasa dan Kepariwisataan (Jaswita Jabar) setelah pembangunannya berkendala sehingga diduga mengakibatkan banjir di Kabupaten Bogor.

Dedi Mulyadi menjelaskan, Jaswita Jabar membanun sarana rekreasi di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Dalam pembangunannya tersebut, salah satu puncak atau kubah dari bangunan tersebut terjatuh hingga menyumbat aliran sungai.

"Terus terang saja, di situ ada Jaswita, membangun sarana rekreasi di puncak berdasarkan keterangan dari Bupati Bogor ada salah satu pionnya, kubahnya atau apa namanya, kemudian terjatuh masuk ke sungai dan menyumbat serta menjadi luapan air," kata Dedi di Gedung DPRD Jabar Bandung, Senin (3/3/2025), dikutip dari Antara.

Atas peristiwa ini, Dedi Mulyadi menyebut bahwa ia akan melakukan inspeksi bersama Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq pada Kamis (6/3/2025).

Mantan Bupati Purwakarta tersebut mengaku bahwa dirinya tidak akan tebang pilih dalam mengevaluasi perusahaan yang bisa merugikan masyarakat Jawa Barat.

"Termasuk swasta juga harus berani evaluasi, mana yang lebih didahulukan, keselamatan warga, atau hanya sekedar kesenangan beberapa orang," kata Dedi Mulyadi.

"Harusnya keselamatan warga lebih utama dari apapun," tegas dia.

BENCANA PUNCAK - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat peresmian pabrik sepatu di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Senin (3/3/2025). Ia mengajak pemerintah pusat kembalikan fungsi Puncak Bogor jadi kawasan asalnya sebagai tempat penyerapan air.
BENCANA PUNCAK - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat peresmian pabrik sepatu di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Senin (3/3/2025). Ia mengajak pemerintah pusat kembalikan fungsi Puncak Bogor jadi kawasan asalnya sebagai tempat penyerapan air. (tribunjabar.id / Sidqi Al Ghifari)

Baca juga: Curhatan Pengusaha Travel setelah Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Larang Study Tour: Memberatkan Kami

Lantas, seperti apa profil perusahaan Jaswita Jabar?

Profil Jawsita Jabar

Dilansir dari laman resmi jaswitajabar.co.id, Jaswita Jabar merupakan BUMD yang didirikan pada 23 September 1999.

Sesuai dengan namanya, Jaswita Jabar bergerak di industri perjalanan dan pariwisata dengan saham 100 persen milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Jaswita Jabar memiliki kantor yang beralamat di Jalan Aceh Nomor 30, Kota Bandung. 

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2017, Jaswita Jabar didirikan untuk meningkatkan peran dan fungsi BUMD dalam mengoptimalkan sumber daya milik Pemerintah Daerah Provinsi secara efisien, efektif, dan produktif.

Secara rinci, tujuan pembentukan Jaswita Jabar adalah sebagai berikut:

  1. Mengelola dan mempercepat pengembangan kawasan wisata di Daerah Provinsi;
  2. Menggerakan perekonomian daerah;
  3. Meningkatkan daya guna Barang Milik Daerah sebagai kekayaan yang dipisahkan;
  4. Meningkatkan kualitas pengelolaan perusahaan;
  5. Meningkatkan investasi daerah;
  6. Meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan; dan
  7. Memberikan kontribusi pendapatan asli daerah.

Saat ini, posisi Komisaris Jaswita Jabar ditempati oleh Noneng Komara Nengsih berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) pada 30 Mei 2024.

Noneng Komara Nengsih sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat, Kepala Biro BUMD dan Investasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat.

Sementara, posisi Direktur Jaswita Jabar ditempati oleh Wahyu Nugroho Heru Cahyo berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 1006/AR.06.02.01/XII/BIA tanggal 06 Januari 2022.

Wahyu Nugroho sendiri merupakan lulusan Pendidikan Sarjana Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Magister Manajemen Universitas Widyatama Bandung.

Produk dan Jasa

Jaswita Jabar memiliki tiga bidang usaha yakni Pengelolaan Destinasi Kegiatan Wisata, Infrastruktur Pariwisata, dan Hotel & Resto.

Untuk Pengelolaan Destinasi Kegiatan Wisata, usaha yang dikelola di antaranya adalah Waduk Darma, Pasar Kreatif Jawa Barat, dan Perjalanan Wisata.

Baca juga: Jembatan Loji Bogor Ambruk Terhantam Banjir Bandang, Dedi Mulyadi Minta Dinas Perbaiki Sekarang Juga

Kemudian, dalam bidang Infrastruktur Pariwisata, usaha yang dikelola yakni properti dan perbengkelan.

Sementara, di bidang Hotel & Resto, usaha yang dikelola adalah Grand Hotel Preanger, Pondok Seni Pangandaran, serta Kerja Sama Pendayagunaan Aset (KSPA) Hotel & Resto.

Adapun, hotel-hotel yang tergabung dalam KSPA ini di antaranya adalah Grand Hotel Preanger, Hotel Aryaduta Bandung, Hotel Salak Bogor, Rindu Alam, dan Hotel Perdana Wisata.

Anak Perusahaan

Jaswita Jabar memiliki dua anak perusahaan, yakni PT Jaswita Bumi Persada dan PT Jaswita Lestari Jaya.

PT Jaswita Bumi Persada sebagai sebuah perusahaan Perseroan bergerak di bidang  usaha real estate, konstruksi umum, dan perdagangan umum.

Sementara, PT Jaswita Lestari Jaya bergerak di bidang penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman.

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved