Wacana Kepulangan WNI dari Suriah, BNPT: Secara Regulasi, Pemerintah Siap
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan, dari sisi regulasi, pemerintah sudah siap dengan wacana kepulangan WNI dari Suriah.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan, dari sisi regulasi, pemerintah sudah siap dengan wacana kepulangan WNI dari Suriah.
Meski demikian, keputusan akhir mengenai pemulangan masih menghadapi berbagai tantangan, baik dari aspek keamanan maupun kemanusiaan.
Kepala Seksi Analisis Intelijen BNPT, Leebarty Taskarina menjelaskan, diskusi mengenai pemulangan anak dan perempuan dari Suriah telah berlangsung sejak 2020.
“Sejak ISIS kalah 2018, pemerintah mulai memikirkan kepulangan mereka. Namun ada pertanyaan, boleh pulang ga? Karena persoalan ini dilihat dari sisi keamanan negara,” ujar Leebarty dalam acara peluncuran buku 'Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah' serta pemutaran film 'Road to Resilience' yang dibuat oleh Kreasi Prasasti Perdamaian di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Kamis (27/2/2025) dikutip Tribun dari keterangan resmi BNPT.
Pada 2020 saat terjadi pandemi Covid-19, BNPT melalui jaringannya melakukan pendataan WNI yang terjebak di Suriah. Saat itu jumlahnya mencapai 500an.
Memasuki 2023, ada pergeseran isu dari keamanan menjadi kemanusiaan. Pergeseran ini salah satunya didorong sebuah video perempuan muda yang mengaku berada di sana karena dibawa orangtuanya.
“Pemerintah kita siap secara regulasi (untuk kepulangan WNI dari Suriah). Pada tahapan reintegrasi kita siap, walau perlu sosialisasi sampai ke daerah,” tutur dia.
Perempuan dan Anak Harus Dilindungi
Kepala BNPT, Komjen Eddy Hartono mengatakan, perempuan dan anak berpotensi terpapar paham radikalisme dari kepala keluarganya yang lebih dulu terjerumus.
Untuk itu, perempuan dan anak ini harus ini dilindungi. Salah satu caranya, koordinasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
"Itu yang menjadi konsen di kami, sehingga kami bekerja sama juga dengan Menteri PPPA, ya membuat modul bagaimana sih menangani anak-anak perempuan," ucap dia.
Menyambut Kembali WNI Eks ISIS
Pimpinan Ruangobrol.id sekaligus penulis buku “Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah”, Dr Noor Huda Ismail mengatakan, saat ini ratusan WNI masih tertahan di kamp-kamp pengungsian di Suriah memungkinkan kembali ke tanah air melalui repatriasi pemerintah atau upaya mandiri.
“Namun, kepulangan tanpa pengawasan berisiko meningkatkan ancaman keamanan di dalam negeri. Selain itu, stigma yang melekat pada returnis juga menjadi tantangan dalam proses reintegrasi sosial,” ujar Huda.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pendekatan holistik sangat diperlukan. Ruangobrol memperkenalkan konsep 5R, yakni repatriasi, rehabilitasi, relokasi, reintegrasi, dan resiliensi.
Group CEO & Co-Founder Grab Anthony Beri Dukungan Keberlanjutan pada Keluarga Mitra Pengemudi |
![]() |
---|
Politisi PSI Jabar Iwan Koswara Dukung Pemprov Jabar Beri BPJS Ketenagakerjaan untuk Sektor Informal |
![]() |
---|
Pelajar Tenggak Arak Ikut Demo di Sumedang, Wabup Minta Satpol PP Keliling Operasi Warung Miras |
![]() |
---|
Bupati-Wabup Kompak Ucapkan Terima Kasih untuk Warga Sumedang yang Tetap Damai di Tengah Gejolak |
![]() |
---|
Wabup Sumedang Fajar Aldila Temui 25 Pelajar Tejaring Mau Ikut Demo, Beri Wejangan Begini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.