Unisba Kukuhkan 5 Guru Besar Baru, Perkuat Komitmen pada Pengembangan Ilmu dan Kualitas Pendidikan

Saat ini, Unisba memiliki 32 guru besar aktif, dan 45 guru besar jika dihitung dengan yang sudah purna tugas namun diaktifkan kembali.

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
tribunjabar.id / Nappisah
GURU BESAR - Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali melahirkan para guru besar (profesor) dalam berbagai keilmuannya. Lima orang guru besar tersebut telah dikukuhkan pada Kamis (26/02/2025).  

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali melahirkan para guru besar atau profesor dalam berbagai keilmuannya. Lima orang guru besar tersebut telah dikukuhkan pada Kamis (26/02/2025). 

Kelima orang guru besar tersebut adalah Prof. Dr. Septiawan Santana Kurnia, S.Sos., M.Si., (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba), Prof. Dr. Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA., (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Auditing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Unisba).

Kemudian Prof. Dr. Dedeh Fardiah, Dra., M.Si. Guru Besar dalam Ranting Ilmu Media dan Komunikasi Falkultas Ilmu Komunikasi Unisba), Prof. Dr. Ima Amaliah, S.E, M.Si. (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Unisba), dan Prof. Dr. Neneng Nurhasanah, Dra., M.Hum. (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Hukum Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah) Fakultas Syariah Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Unisba).

Rektor Universitas Islam Bandung, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., menyampaikan pencapaian signifikan dalam peningkatan jumlah guru besar di kampus yang dipimpinnya. 

Saat ini, Unisba memiliki 32 guru besar aktif, dan 45 guru besar jika dihitung dengan yang sudah purna tugas namun diaktifkan kembali.

Prof. Edi Setiadi menjelaskan bahwa target utama selama masa jabatannya adalah menambah jumlah guru besar di Unisba.

 "Target saya menjabat adalah menambah 15 guru besar, dan Alhamdulillah, saat ini sudah tercapai dengan 18 guru besar," ujarnya, Kamis (27/2/2025). 

Ia menekankan pentingnya distribusi yang seimbang antara guru besar, lektor kepala, dan tenaga pengajar di perguruan tinggi. 

Idealnya, kata dia, dari 536 dosen di Unisba, struktur akademik yang sehat harus mencakup berbagai jenjang jabatan fungsional yang tersebar, tidak terlalu banyak guru besar atau tenaga pengajar, agar proses regenerasi dan pengembangan akademik tetap terjaga.

Lebih lanjut, Prof. Edi menyebutkan bahwa meskipun banyak dosen yang telah mendapat insentif dan dukungan dari Unisba untuk melakukan penelitian dan publikasi, kesadaran individu dalam menaikkan jabatan fungsional masih menjadi tantangan. 

"Banyak dosen yang enggan naik jabatan karena hanya melihat keuntungan pribadi seperti kenaikan gaji yang kecil, padahal itu sangat penting untuk perkembangan institusi," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa semua fakultas di Unisba, kecuali Fakultas Kedokteran, sudah memiliki guru besar.

"Fakultas Kedokteran memang fakultas termuda, namun potensi untuk memiliki guru besar di sana sangat besar. Banyak dosen yang sudah lektor kepala, dan saya optimistis tahun ini akan ada guru besar pertama dari Fakultas Kedokteran," katanya. 

Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl, menegaskan bahwa seorang guru besar bukan hanyasekadar meraih gelar akademik, tetapi juga memiliki peran sebagai figur teladan yang dapat memancarkan ilmu bagikomunitas lainnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved