Warga Jemu Banjir Landa Cimanggung Sumedang Tiap Tahun, Pertanyakan Solusi Pemerintah: Mendata Doang

Bukan hanya jemu, warga juga waswas karena keselamatan mereka terancam dengan intensitas banjir yang setiap tahun terus meningkat.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
WARGA
MENEMBUS BANJIR - Anton Rahardjo, Ketua RW 12 Perum Griya Prima Alam Asri, Desa Sindang Pakuwon,, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, tengah berjalan di depan rumahnya yang tergenang banjir, Jumat (21/2/2025) petang. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Banjir yang terus terjadi setiap musim hujan di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, dirasa menjemukan oleh warga yang menjadi korban bencana tersebut. 

Bukan hanya jemu, warga juga waswas karena keselamatan mereka terancam dengan intensitas banjir yang setiap tahun terus meningkat. Tinggi muka air banjir dan kekuatan arus air yang datang merusak banyak rumah warga. 

Jumat (21/2/2025) petang, banjir melanda Desa Cihanjuang, Sindanggalih, Sindangpakuon, dan Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung

Air bah ini akibat Sungai Cimande yang dangkal dan sempit, dan dipersempit oleh bangunan-bangunan liar pelanggar aturan meluap. 

Baca juga: Sungai Cimande Meluap, Ratusan Rumah di Cimanggung Sumedang Terendam Banjir, Penghuninya Mengungsi

Kondisi sungai yang dangkal dan sempit inipun terkesan dibiarkan. Pemerintah Kabupaten Sumedang, Anggota DPRD dari Dapil 5, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, dan para kepala desa terkesan "huleng jentul" (diam saja) menyikapi persoalan ini. 

Salsabila (23), salah satu korban banjir di Kampung Cimande RT01/ 11, Desa Sindangpakuon, Kcamatan Cimanggung, mengatakan kepada TribunJabar.id bahwa kondisi banjir dari tahun ke tahun semakin parah.

"Saya ingin menyampaikan kondisi banjir di daerah Cimande yang makin sering terjadi,"

"Banjir ini sudah merusak banyak rumah, termasuk milik saya sendiri. Lantai rumah sampai jebol karena terus-terusan kena air,"

"Banyak warga juga mengalami kerugian besar, dari perabotan rusak sampai kesulitan mendapatkan air bersih," kata Salsabila kepada Tribun Jabar.id, melalui pesan singkat, Minggu (23/2/2025). 

Yang tak bisa dia terima adalah ketidakadaan fungsi pemerintahan dalam hal penanganan banjir ini. 

"Yang lebih disayangkan, tidak ada perhatian atau bantuan dari pihak desa. Bahkan, sekadar mendata kondisi warga terdampak pun tidak ada,"

"Yang jadi pertanyaan kami, kenapa banjir makin sering terjadi? Ada kabar bahwa ini ada kaitannya dengan perusahaan-perusahaan di sekitar sungai, tapi warga tidak mendapatkan informasi yang jelas,"

Baca juga: Ratusan Rumah di Cimanggung Sumedang Terendam Banjir, Ketinggiannya Ada yang 1,5 Meter

"Kami hanya ingin tahu, apa penyebabnya dan apakah ada solusi untuk mencegah banjir ini semakin parah kedepannya," katanya.

Anton, warga Perumahan Alam Asri dalam sebuah video terlihat sedang mengukur kedalaman air yang menerjang rumahnya. Air banjir dalamnya sedada lelaki dewasa. 

"Awal tahun 2025 sudah 3 kali banjir. Bapak Kades Sindangpakuon, Camat Cimanggung, Pak Bupati Sumedang, Gubernur, bapak urang Kang Dedi, bantosan lah, ieu masyarakat sekitar walungan Cimande, ieu sakieu teu dibuat-buat (tolongin Pak warga di sekitar sungai Cimande, ini segini dalam tidak dibuat-buat)," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved