Pembuat Siomay yang Diduga jadi Penyebab Keracunan Massal di Sleman Kebingungan: Salahnya di Mana

Diketahui, dalam dua acara yang berujung keracunan massal tersebut, ternyata sama-sama menghidangkan siomay yang diproduksi Pipit.

Editor: Ravianto
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
KORBAN KERACUNAN - Kondisi seputar Posko kesehatan penanganan dugaan keracunan di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Senin (10/2/2025). Jumlah warga yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam hajatan di dusun Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman terus bertambah (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin) 

Untuk memenuhi pesanan siomay di acara hajatan dan arisan, Pipit membuat 20 kilogram adonan sekaligus pada Kamis (6/2/2025). 

"Adonan itu saya buat hari Kamis. Tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis saya bikin (adonan) hari Senin, Alhamdulillah baik-baik saja."

"Jadi adonan hari Kamis kemudian masukkan freezer, hari Sabtu pagi saya penyajian," ungkap Pipit. 

Pipit biasa memproduksi adonan untuk siomay di tempat penggilingan daging di Tempel, yang selama ini menjadi langganannya.

Ia datang membawa daging dan bumbu yang telah diracik sesuai takaran untuk diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.

Bahan tepung yang dibutuhkan, ia mempercayakan sepenuhnya kepada tempat penggilingan. Setelah adonan jadi, kemudian dibawa pulang olehnya. 

"Langsung saya masukkan di freezer dulu. Setelah itu saya tambahin daun bawang dan wortel."

"Baru saya mulai buat berikutnya. SOP-nya seperti biasanya. Tak ada tambahan pengawet apapun. Itu yang yang biasa saya bikin dan saya juga nggak tahu, itu salahnya di mana," jelas Pipit.  

"Saya juga pengen tahu juga, jika itu mungkin ada salah, itu salahnya di mana, saya juga pengen tahu," tambahnya. 

Adapun, adonan Siomay untuk kegiatan bazar di Sumberejo diproduksi pada Jumat (7/2/2025).

Hingga kini, belum ada laporan dugaan keracunan di Sumberrejo.

Pipit mengaku sudah mendatangi warga Sanggrahan untuk menjelaskan bagaimana prosedur pembuatan siomay tersebut.

Sementara, di acara pesta pernikahan di Dusun Krasakan, hingga kini belum ada kepastian penyebab makanan yang diduga membuat ratusan warga keracunan.

Sebab, dalam acara resepsi tersebut hidangan yang disajikan bukan hanya siomay olahan Pipit, melainkan juga terdapat sejumlah makanan lain seperti bakso, sate, es krim, dan krecek.

Pemeriksaan sejumlah sampel makanan yang hari itu dihidangkan, termasuk Siomay yang diproduksi oleh Pipit, kini masih dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) DIY.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved