Berita Viral

Kisah Petugas Pintu Air 14 Tahun Mengabdi Mendadak Di-PHK karena Efisiensi Anggaran: Ini Balasannya?

Inilah kisah pilu dirasakan Sidiq Petugas Pintu Air selama 14 tahun mengabdi berujung di-PHK terdampak kebijakan pemerintah soal efisiensi anggaran

Editor: Hilda Rubiah
Tangkapan layar TikTok
CURHATAN TENAGA HONORER - Sidiq sedang bekerja membersihkan pintu air. Sidiq adalah tenaga honorer sebagai petugas penjaga pintu air di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengaku terkena dampak kebijakan pemerintah soal efisiensi anggaran kementerian. 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah kisah pilu yang dirasakan Sidiq Petugas Pintu Air selama 14 tahun mengabdi berujung di-PHK terdampak kebijakan pemerintah soal efisiensi anggaran.

Kebijakan efisiensi anggaran kementerian tersebut menuai kontroversi.

Pasalnya imbas kebijakan tersebut berujung terjadinya PHK, seperti yang dialami Sidiq.

Kini, curhatan Sidiq terdampak kebijakan efisiensi anggaran itu viral di media sosial.

Sidiq bercerita selama 14 tahun bertugas sebagai Petugas Pintu Air (PPA) di Lampung.

Baca juga: Viral, Momen Pilu Penyiar RRI Curhat Sambil Nangis Di-PHK Terdampak Efisiensi Anggaran Pemerintah

Selama itu Sidiq pun masih bekerja sebagai tenaga honorer di bawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tersebut.

Siang dan malam dirinya bekerja tak mengenal lelah.

Namun di 5 Februari 2025, Sidiq mendapatkan kabar buruk. Ia dan teman-temannya dirumahkan.

Sidiq merasa kerja kerasnya selama ini tak dianggap apa-apa oleh pemerintah.

Pria tersebut kini mengaku pusing memikirkan nasib anak dan istrinya.

"Kami Petugas Pintu Air (PPA) honorer TPOP BBWS-MS Lampung sudah mengabdi selama 14 tahun bahkan lebih

Tiba-tiba per 5 Februari kami dirumahkan secara sepihak. Lantas bagaimana nasib kami? Nasib anak istri kami di rumah?

Kami bekerja tidak kenal waktu, bahkan malampun kami datang ke lokasi kalau memang dibutuhkan.

Tapi inikah balasan untuk kami semua? Tolong untuk Bapak presiden, bapak Kementerian PUPR pertimbangkan kembali kebijakan ini," tulis Sidiq.

Sidiq mengaku dirinya kini hanya bisa menunggu dan berdoa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved