Rescuer Cantik Pos SAR Tasikmalaya, 10 Tahun Bekerja Selamatkan Orang, Tak Mau Kalah dari Rekan Pria

Meski kini menikmati pekerjaannya sebagai rescuer, rupanya pada awalnya Rida punya cita-cita lain. Awalnya, Rida ingin jadi polisi.

dokumen pribadi
RESCUER CANTIK - Rida Robiatul Adawiyah (30), Pranata Pencarian dan Pertolongan Pos SAR Tasikmalaya. Rida sudah berkecimpung di dunia Search and Rescue selama hampir 10 tahun 

TRIBUNJABAR.ID - Di antara tubuh-tubuh tegak nan tangguh di Pos Search and Rescue (SAR) yang siap melakukan misi penyelamatan di berbagai medan dan bencana, siapa sangka ada satu srikandi yang tak kalah tangguh dari rekan-rekan sejawatnya yang kebanyakan pria.

Dia adalah Rida Robiatul Adawiyah (30), Pranata Pencarian dan Pertolongan Pos Sar Tasikmalaya. Rescuer cantik ini sudah berkecimpung di dunia penyelamatan selama hampir 10 tahun.

Hal tersebut diungkap Rida, panggilan akrabnya, saat dihubungi via telepon, Kamis (6/2/2025).

"Saya jadi rescuer dari 2015. Maret ini 10 tahun," ujarnya dengan nada yang riang.

Sebagai rescuer, dirinya pun mengaku tak mau pilih-pilih tugas. Meski sebagian besar rekan kerja merupakan laki-laki. Dirinya mengaku selalu berusaha mengimbangi rekan kerjanya.

"Saya perempuan, gajinya sama dengan teman laki-laki saya, beban kerjanya pun sama. Jadi saya berusaha untuk tidak membedakan. Saya tutup mata, kerjaan laki-laki atau perempuan saya lakukan," ujarnya.

Meski kini menikmati pekerjaannya sebagai rescuer, rupanya pada awalnya Rida punya cita-cita lain. Awalnya, Rida ingin jadi polisi. Sedikit melenceng dari cita-citanya, dirinya mengaku tak kaget dengan tugas dan pekerjaan sebagai rescuer.

"Sudah ada gambaran sebelumnya, jadi kaget sih, engggak, cuma ternyata 'oh seluas ini ya Basarnas'. Awalnya kan kita tahu cuma menolong orang tenggelam, ternyata tugasnya banyak," ujar Rida sambil tertawa.

Beruntung, lanjutnya, dirinya memang memiliki pengalaman sebagai atlet basket, sehingga memiliki fisik yang lebih terlatih dan terjaga staminanya.

10 tahun berkecimpung dalam pekerjaan yang menuntut fisik dan mental, Rida mendapat dukungan penuh dari keluarga. Selain itu, bersama sang suami yang juga berprofesi sama, justru saling menyemangati.

Rida mengaku sang suami tak pernah melarang atau membatasinya dalam bekerja. Menurutnya, sang suami pun percaya dengan kemampuannya.

Bahkan, lanjutnya, justru saat timnya dipimpin oleh sang suami, Rida jarang mendapat kemudahan atau perlakuan spesial.

"Malah tidak ada perlakuan spesial, suami saya terlalu percaya. Mungkin karena perawakan saya yang enggak menye-menye juga," ujarnya.

Pengalaman Tak Terlupakan

Sudah mencicipi asam garam perjalanan sebagai rescuer, Rida pun punya banyak pengalaman tak terlupakan.

Salah satunya adalah saat proses pencarian bersinggungan dengan kearifan lokal.

Rida bercerita, ketika melakukan pencarian anak hilang tenggelam di irigasi di Karawang, dirinya pernah dilarang menaiki perahu oleh 'orang pintar'.

"Pada saat hari pertama biasa saja, setelah evaluasi sore, si orang pintarnya bilang 'besok, jangan sampai ada perempuan di atas perahu,' katanya. Jadi (mayatnya) tidak naik-naik karena ada perempuan," ujar Rida.

Meski begitu, dirinya mengaku tetap menghormati kearifan lokal dan kepercayaan di tempat dirinya ditugaskan.

"Untungnya sebelum saya naik ke perahu, korbannya sudah ketemu. Ya, tapi kearifan lokal harus kita hargai," ujarnya.

Pengalaman lainnya yang tak terlupakan adalah saa dirinya melakukan pencarian ke Gunung Sawal, Ciamis. Karen lokasinya jarang dijamah masyarakat dan dekat dengan tempat pelepasliaran hewan dilindungi, Rida mengaku deg-degan.

"Tapi tetap, kita harus profesional."

Rida pun punya pesan sendiri untuk para gadis yang tertarik untuk bergabung dengan Basarnas. Salah satunya adalah perlunya menyiapkan mental.

Menurutnya, pekerjaan sebagai rescuer banyak bersinggungan dengan korban maupun keluarga korban.

"Apalagi perempuan, pakai perasaan. Di satu sisi kita iba dengan keluarga, tapi di sisi lain ada beban dan tanggung jawab pekerjaan," ujarnya.

Selain itu, dirinya pun mengingatkan untuk terus melatih fisik, mengingat pekerjaan sebagai rescuer menguras banyak tenaga.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved