Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg

Medsos Bahlil Lahadalia Diserbu di Tengah Langkanya LPG 3 Kg, Warganet: Sudah Susah Tambah Susah

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia diserbu warganet di media sosial di tengah kisruh kelangkaan LPG 3 kg di berbagai wilayah.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
LPG 3 KG LANGKA (ARSIP): Menteri ESDM Bahlil Lahadalia diserbu warganet di media sosial di tengah kisruh kelangkaan LPG 3 kg di berbagai wilayah. 

"Ini kan cuma status dari pengecer ke pangkalan, izin dikasih. Kalau dia enggak mau, saya justru ada pertanyaan ada apa," ujar Bahlil.

Sebelumnya, Bahlil Lahadalia menjelaskan kebijakan ini diterapkan untuk mengatasi masalah penyaluran yang tidak tepat sasaran.

ANTRE GAS MELON - Sejumlah warga mengantre untuk bisa beli LPG 3 kilogram di Jalan Terusan Suryani, Kecamatan Bandung Kulon, Senin (3/2/2025).
ANTRE GAS MELON - Sejumlah warga mengantre untuk bisa beli LPG 3 kilogram di Jalan Terusan Suryani, Kecamatan Bandung Kulon, Senin (3/2/2025). (tribunjabar.id / Hilman Kamaludin)

Selain itu, pihaknya ingin menertibkan permainan harga yang membuat Elpiji kerap dijual lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan.

Ia menjelaskan bahwa seharusnya setelah disubsidi oleh pemerintah, harga LPG 3 kg di pangkalan resmi berkisar antara Rp15.000 hingga Rp18.000 per tabung.

Itu setara dengan harga per kilogram yang seharusnya antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000.

Namun, laporan yang diterima oleh Kementerian ESDM menunjukkan adanya permainan harga.

"Laporan yang masuk ke kami itu kan ada yang memainkan harga. Ini jujur saja," katanya

Baca juga: Tabung LPG 3 Kg Kosong di Warung, Warga Kabupaten Bandung Berburu Gas Hingga Luar Kecamatan

Selain itu, Bahlil juga menyebutkan bahwa ada kelompok tertentu yang membeli Elpiji dalam jumlah yang tidak wajar.

Hal itu menyebabkan harga naik dan distribusi menjadi tidak tepat sasaran.

"Ya mohon maaf tidak bermasuk curiga nih. Ada satu kelompok orang yang membeli elpiji dengan jumlah yang tidak wajar. Ini untuk apa? Harganya naik. Sudah volumenya tidak wajar, harganya pun dimainkan," ujar Bahlil.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa permainan harga ini biasanya terjadi di tingkat pengecer.

Oleh karena itu, kebijakan ini bertujuan untuk menertibkan distribusi dan memastikan Elpiji 3 kg hanya bisa dibeli di pangkalan resmi, bukan di pengecer.

Terkait dengan jarak pangkalan resmi yang mungkin lebih jauh dari lokasi pembeli dibanding ke pengecer, Bahlil memahami kesulitan yang mungkin timbul.

"Sekarang saya dapat memahami. Contoh di Jakarta Timur di tempat saya tinggal. Pengecer itu biasanya cuman 100 meter saya bisa dapat elpiji di pengencer itu," tutur Bahlil.

"Sekarang mungkin bukan 100 meter, tapi mungkin 500 meter atau 1 kilo. Kadang-kadang tempatnya pun belum tahu karena di pangkalan itu. Ini yang membuat sekarang ada sedikit peralihan," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved