Tiga Desa Miliarder di Garut, Uang Ganti Rugi untuk Cangkuang Capai Rp 51 Miliar

Warga tiga desa di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendadak menjadi miliarder.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Giri
sidqi al ghifari/tribun jabar
Sejumlah masyarakat mengantre dalam pencarian Uang Ganti Rugi (UGR) Tol Getaci di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (23/1/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Warga tiga desa di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendadak menjadi miliarder.

Mereka mendapat uang ganti rugi (UGR) karena tanahnya terkena proyek Tol Getaci (Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap) tahap satu segmen Garut utara.

"Hari ini kita laksanakan pembayaran ganti rugi di Desa Cangkuang, Desa Hegarsari, dan Desa Karangtengah di Kadungora," ujar Kepala Seksi Pengadaan Tanah Tol Getaci BPN Garut, Deden Hartadi, Kamis (23/1/2025).

Desa Cangkuang menjadi desa penerima paling besar yakni 94 bidang atau 3.941 meter persegi dengan total pergantian Rp 51.374.416.033.

Kemudian disusul oleh Desa Hegarsari yakni 14 bidang atau 6.045 meter persegi dengan total pergantian Rp 8.060.535.000.

Desa Karangtengah dengan luasan delapan bidang atau 9.610 meter persegi dengan nilai pergantian Rp 5.800.000.000.

Baca juga: Sosok Kepala BPN Garut, Muhammad Rahman, Sebut Tanda Tangan untuk Tol Getaci adalah Amal Jariyah

"Ini adalah tahap kedua pembayaran, karena kita juga mempertimbangkan kelengkapan berkas," ungkap Deden.

Deden menjelaskan, pihaknya juga akan melakukan musyawarah lanjutan di Desa Margaluyu Kecamatan Leles.

Namun terkait waktu pelaksanaan musyawarah tersebut pihaknya belum bisa memastikan lantaran perpanjangan penetapan lokasi Tol Getaci belum ditandatangani.

"Dengan pembayaran hari ini, kami berharap masyarakat memakai atau menggunakan uang tersebut dengan bijak, atau tidak konsutif," tandasnya.

Sebelumnya, pembayaran UGR pembangunan Tol Getaci termin pertama di Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali dilaksanakan. 

Pada pelaksanaan saat ini dilakukan di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora selama tiga hari mulai 26-28 Juni 2024.

Ketua Pengadaan Tanah Proyek Tol Getaci Kabupaten Garut, Muhamad Rahman, mengatakan, pada termin pertama ini, sudah ada 17 desa di empat kecamatan yang akan menerima UGR, yakni Kecamatan Kadungora, Kecamatan Leles, Kecamatan Banyuresmi, dan Kecamatan Leuwigoong.

Baca juga: Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap "Getaci" Siap Lelang Awal 2025, Simak 10 Lokasi Gerbang Tolnya

Di Kecamatan Kadungora terdapat Desa Karangmulya, Desa Mandalasari, Desa Hegarsari, dan Desa Talagasari, sedangkan di Kecamatan Leles terdapat Desa Leles dan Desa Kandangmukti. 

Kemudian di Kecamatan Leuwigoong terdapat Desa Tambaksari dan Desa Margacinta. Sedangkan di Kecamatan Banyuresmi terdapat Desa Sukamukti. 

"Tentunya kami berterima kasih kepada masyarakat yang dengan sabar menunggu sampai akhirnya bisa terlaksana dengan baik hari ini," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Kamis (27/6/2024). 

Ia menuturkan, di Desa Talagasari terdapat 355 bidang yang diganti uang, jumlah tersebut diketahui paling banyak selama proses tahap pembebasan lahan tol di Kabupaten Garut

Saat ini ada 99 persen bidang tanah di Desa Talagasari yang telah dibebaskan, tinggal 7 bidang tanah yang belum dibayarkan karena masih menunggu kelengkapan berkas. 

"Yang belum itu kita sedang menunggu berkasnya lengkap, kemudian setelah ini kita akan lakukan di Desa Karangtengah masih di Kadungora," ungkapnya. 

Ia menjelaskan, pada UGR Tol Getaci di Desa Talagasari tersebut terdapat seorang warga yang menerima UGR paling tinggi selama proses pembebasan lahan. 

Yakni sebesar Rp. 16.965.004.865 (enam belas miliar sembilan ratus enam puluh lima juta empat ribu delapan ratus enam puluh lima rupiah). 

Kemudian yang terkecil nominal rata-rata yakni Rp 400 ribu hingga Rp 700 ribu.

"Itu yang terkecil satu meter lahan yang dibebaskannya, di Talagasari ini lebih dari 10 orang nih datanya," ungkapnya. 

Rahman mengimbau masyarakat yang telah menerima pencairan UGR agar menggunakan uang tersebut dengan baik dan bijak. 

Warga juga diimbau agar tidak dulu mengambil uang terlalu banyak demi keamanan. 

"Kemudian kemudian tanah yang sudah dibebaskan diharapkan bisa dijaga jangan sampai ada pihak lain yang masuk," ungkapnya. (*)

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved