Tumpukan Sampah di Pasar Caringin Kini Hilang, Begini Strategi yang Dilakukan Pengelola
Tumpukan sampah di Pasar Induk Caringin, Kota Bandung, kini sudah tidak ada lagi setelah pengelola melakukan strategi ini.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tumpukan sampah di Pasar Induk Caringin, Kota Bandung, kini sudah tidak ada lagi.
Hal ini terjadi setelah pihak pengelola telah berupaya melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah sampah itu.
Awalnya, tumpukan sampah yang menggunung tersebut berada di depan dan belakang pasar dengan ketinggian 3-4 meter akibat pembuangan ke TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikurangi.
Namun untuk saat ini tumpukan sampah tersebut sudah tidak terlihat lagi, tetapi hanya ada gundukan tanah.
Baca juga: Reaksi Menteri LH Terkait Tumpukan Sampah di Pasar Caringin, Hanif: Pengelolaan Harus Jelas
Terdapat satu alat berat untuk meratakan tanah tersebut agar kondisinya bisa lebih rapi seperti biasa.
"Kami berhasil clean up (tumpukan sampah), sebagian ditimbun karena kita kalau mengandalkan keluar sulit dengan kuota segitu," ujar Kasi Kebersihan Pasar Induk Caringin, Yudi saat dihubungi, Rabu (21/1/2025).
Untuk membersihan tumpukan sampah, pihaknya mengandalkan pembuangan sampah ke TPA Sarimukti sesuai dengan kuota yang diberikan, kemudian menyiasati banyaknya timbulan sampah itu dengan alat khusus.
"Kita manfaatkan kuota yang diberikan, jadi totalnya 5 rit per hari. Kemudian dengan kuota itu kita coba press pakai alat, jadi dari 3 mobil bisa jadi 1 mobil," kata Yudi.
Kemudian pihaknya juga menimbun sebagian sampah ke dalam tanah atas sepengetahuan dinas terkait karena jika langkah ini tidak dilakukan, tumpukan sampah itu tidak akan semuanya bisa tertangani.
Baca juga: Sepanjang 2024 Puluhan Ribu Pekerja di Jabar di PHK, Terbanyak di Industri Manufaktur
"Kemudian sebagian kita timbun dan terakhir kita buang hasil press selain ke TPA Sarimukti juga ke TPA Pasir Bajing, Garut," ucapnya.
Selain itu, kata Yudi, pihaknya juga turut mengedukasi pedagang tentang pentingnya memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik kemudian akan diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik dibuang ke TPA.
Meski baru sebulan berjalan, upaya mengedukasi para pedagang itu telah berhasil meningkatkan kesadaran para pedagang tentang pentingnya memilah sampah.
"Kita baru lakukan di blok H dan E. Mudah-mudahan dua blok ini jadi percontohan untuk blok lainnya. Tinggal bagaimana caranya mengangkut sampah yang sudah dipilah ini," kata Yudi. (*)
Musim Pancaroba, Pantai Legokjawa Pangandaran Dipenuhi Sampah yang Terbawa Arus Laut |
![]() |
---|
Kota Bandung Sempat dipenuhi 14 Meter Kubik Sampah dan Bau Kotoran Kuda Setelah Kirab Budaya |
![]() |
---|
TPA Jalupang Karawang Akan Diperbaiki Setelah Dapat Sanksi Administrasi dari KLH |
![]() |
---|
Desa Jadi Sentral Pengelolaan Sampah, DPRD Jabar: Solusi Atasi Krisis Lingkungan |
![]() |
---|
Miris, Pemkab Cianjur Punya 32 Kendaraan Pengangkut Sampah, tapi 14 Unit Rusak Tak Laik Jalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.