Sri Sultan HB X Gelar Pertemuan Bersejarah dengan Ketua Organisasi Pemuda Lintas Agama di Merapi
Pada 19 Agustus 1945, Sri Sultan HB IX juga memanggil dan bertemu para pemuda di Gedung Wilis, Kepatihan Yogyakarta
Penulis: ravi tribun | Editor: Ravianto
Dalam sambutannya, GKR Mangkubumi mengapresiasi kegiatan penanaman 100 pohon di Nawang Jagad. Ia menjelaskan KHP Datu Dana Suyasa mengurusi soal tanah dan bangunan. "Di dalamnya ada kantor yang menangangi urusan soal tanah. Kemudian ada yang mengurusi restorasi bangunan, juga da yang mendata situs, pesangrahan, dan area atau kawasan heritage. Selain itu juga ada unit yang mengurusi lingkungan," jelasnya.
GKR Mangkubumi menginginkan lebih banyak lagi pohon yang ditanam karena sejak erupsi Merapi tahun 2010 banyak sekali alur sungai yang tertutup. "Dengan penanaman yang semakin banyak ini akan kembali menimbulkan air. Mudah-mudahan teman-teman lintas agama bisa mengajak OKP yang lain untuk bersama-sama menanam yang lebih luas lagi," imbuhnya.
FILOSOFI TANAM
Menurut Stefanus Asat Gusma penanaman 100 pohon antara Kraton Yogyakarta bersama organisasi kepemudaan lintas agama, menjadi bukti nyata kolaborasi lintas iman dan generasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Gusma menekankan pentingnya aksi nyata untuk merawat lingkungan, yang ia kaitkan dengan filosofi Memayu Hayuning Bawana dari Keraton Yogyakarta serta ensiklik Paus Fransiskus, Laudato Si tentang merawat Rumah Bersama yakni Bumi.
Gusma juga menegaskan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari menjaga Indonesia dan dunia dari ancaman bencana. “Ketika alam kita rawat, ia akan bersahabat dengan kita. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, Gusma menyerukan kepada para pemuda untuk mengambil peran lebih besar dalam isu lingkungan.
Adapun, Addin Jauharudin melihat hubungan filosofis antara pohon dan Indonesia. Ia mengibaratkan, pohon dengan negara Indonesia. Tumbuhnya dahan, ranting, daun dan bunga dari satu pohon merupakan cerminan Indonesia. Pohon Indonesia harusnya tumbuh mekar dan menghasilkan buah kesejahteraan, keamanan dan kenyamanan bagi para penduduk nya. Sementara akar pohon adalah kerajaan kerajaan nusantara yang telah membentuk perlintasan agama, budaya dan tradisi dan melahirkan republik indonesia
"Oleh karena itu, kita harus melihat sejarah di mana Indonesia berasal dari kumpulan kerajaan-kerajaan. Oleh karena itu, Indonesia jangan dipisahkan dari akarnya yakni kerajaan-kerajaan yang dulu membangun negara Indonesia. Tugas bangsa Indonesia adalah memupuk dan merawatnya dengan menyiram, memberi pupuk, membersihkan dari rumput ilalang dan memberi jalan sinar matahari untuk terus bisa hidup sehat tumbuh berkembang dan maju," ujarnya.
Menurut Addin, nilai luhur yang berasal dari kerajaan-kerajaan merupakan kearifan lokal. Oleh karenanya membangun Indonesia Emas harus menggunakan kearifan lokal sebagai akar pembangunan.
"Kearifan lokal harus menjadi akar yang akan menguatkan pohon ke-Indonesiaan. Pohon ini akan dirawat oleh dahan dan ranting kebhinnekaan. Ia akan menghasilkan buah dan bungan persatuan, kesejahteraan, kemajuan, serta ketahanan bangsa dan negara,“ ujar Addin.
PEMUDA AKTIF BERPERAN
Sahat MP Sinurat melihat kerjasama ini dari sudut pandang sejarah. Dikatakannya, Keistimewaan Yogyakarta menjadi penting karena selain status kerajaan yang berdiri sejak tahun 1755, namun juga karena keterlibatannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Tentang hubungan erat antara pemuda dan Kraton Yogyakarta harus dilihat dari adanya benang merah pada 19 Agustus 1945. Momentum itu terjadi ketika Sultan HB IX mengumpulkan para pemimpin kelompok pemuda yang jumlahnya mencapai 100 orang di bangsal kepatihan. Dalam pertemuan tersebut, Sultan HB IX menyampaikan pidato yang kutipannya antara lain:
"Menurut sejarah, di mana terjadi perubahan besar dan mendadak seperti yang terjadi di Tanah Air kita sekarang, pemuda senantiasa memegang peranan,"ujar Sahat.
Pertemuan kali ini sangat tepat. Menurut Sahat, pertemuan ini sangat bersejarah dan isinya sama. Kraton dan pemuda membahas dan bertekad merawat dan menumbuhkan bangsa Indonesia beserta alam dan segala isinya.
Dedi Mulyadi Disentil Mendagri Tito gara-gara Kalah dari Sri Sultan HB X, KDM Jelaskan Begini |
![]() |
---|
Meriahkan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa, Kemenag Jabar Hijaukan Jawa Barat |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Larang Study Tour Bikin Pengusaha Pariwisata Yogyakarta Khawatir, Lapor ke Sri Sultan |
![]() |
---|
Jokowi Datangi Keraton Yogyakarta Hari Ini, Temui Sri Sultan HB X |
![]() |
---|
Ada Kuburan di Tengah Jalan di Cirebon, Nisannya Bertuliskan Kalimat Nyeleneh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.