Titik Terang Penyelesaian Tunggakan Gaji Civitas Akademik UB, Pihak Yayasan Jamin Hal Ini  

Berdasarkan hasil audiensi, disepakati surat pernyataan yang berisi beberapa poin penting yang akan dipenuhi oleh pihak yayasan.

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
tribunjabar.id / Nappisah
Audiensi antara Yayasan Bina Administrasi (YBA), civitas akademik, mahasiswa, dan orang tua, mahasiswa berlangsung di Universitas Bandung pada Jumat, (10/1/2025). 

Ketua Umum Yayasan Bina Administrasi (YBA), Uce Karna Suganda, memberikan penjelasan terkait audiensi yang sebelumnya berlangsung antara pihak yayasan dan LLDIKTI. 

Dia menuturkan, audiensi ini berfokus pada kondisi yang dihadapi oleh yayasan, terutama menyangkut status pemindahan mahasiswa, prodi yang tidak aktif, dan pembayaran gaji dosen.

"Pertama, kami membahas pemindahan mahasiswa. Sayangnya, pemindahan ini cukup sulit karena tidak ada program studi (prodi) yang relevan ini, hanya di Jawa Tengah," ujar Uce, saat ditemui di Jalan Muararajeun Lama No. 51, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jumat (10/1/2025). 

Dalam pertemuan tersebut, LLDIKTI memberikan peluang dan bantuan kepada yayasan untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk terkait akreditasi yang sudah habis masa berlakunya. 

Akibatnya, mahasiswa yang baru saja lulus tidak bisa menerima ijazah atau PIN wisuda.

Terkait masalah gaji dosen, Uce mengungkapkan bahwa yayasan akan menjual aset, termasuk kendaraan yayasan dan kampus di Cipagalo, untuk menutupi tunggakan gaji dosen dan biaya akreditasi. 

"Kami akan mengutamakan pembayaran gaji dengan dana yang terkumpul dari penjualan aset, dan selanjutnya akan melanjutkan proses akreditasi untuk prodi yang ada," katanya.

Dia juga menyoroti rencana alih kelola perguruan tinggi, dengan harapan untuk menemukan solusi yang memuaskan semua pihak, termasuk mengganti prodi yang tidak aktif dengan prodi baru seperti kewirausahaan, digital government, dan pariwisata. 

Uce berharap alih kelola ini bisa memastikan kelangsungan pendidikan serta memenuhi kebutuhan mahasiswa.

Disinggung terkait penerimaan mahasiswa baru, Uce menjelaskan bahwa meski sempat ada penurunan jumlah pendaftar, pihak yayasan tetap optimistis. 

"Sekarang sudah ada sekitar 20 calon mahasiswa di Fakultas Kesehatan dan Teknologi (FKT), meskipun sebelumnya ada 100 orang yang mendaftar."

Mengenai staf dan dosen yang belum menerima gaji, Uce menyebutkan sekitar 40 dosen dan 60 staf yang masih belum mendapatkan haknya. Namun, yayasan berupaya keras untuk menemukan solusi, baik melalui penjualan aset, alih kelola, atau menggandeng investor.

"Akan dibayarkan satu bulan dulu, nanti ada pendapatan dari pembayaran mahasiswa untuk Ujian Tulis Semester (UTS) yang dijadwalkan 20-27 Januari. Itu silakan kelola (untuk bayar gaji)," katanya. 

Sementara itu, Uce juga memberikan penjelasan terkait ketidakhadirannya dalam audiensi sebelumnya, yang dikarenakan adanya rapat lain yang tidak bisa ditinggalkan. 

Ia juga menegaskan pentingnya koordinasi lebih lanjut dalam penjadwalan pertemuan agar tidak ada kesalahpahaman.

"Kami berkomitmen untuk terus berusaha mencari solusi terbaik. Alih kelola, kerjasama dengan pihak lain, atau bahkan outsourcing menjadi opsi yang tengah kami pertimbangkan," ujar Uce. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved