Belum Ditemukan Kasus HMPV di Subang, dr Maxi Minta Masyarakat Tak Usah Panik

Subang memastikan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah menjadi perhatian di China

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Ravianto
ahya nurdin/tribun jabar
Kadinkes Subang dr. Maxi, didampingi Kepala Labkesda Subang Euis Safarina. Foto : Tribunjabar / Ahya Nurdin 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Subang memastikan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah menjadi perhatian di China belum ditemukan di wilayah Kabupaten Subang

Namun meski demikian, seluruh rumah sakit di Subang telah diminta untuk tetap waspada dan siap menghadapi berbagai kemungkinan.

"Alhamdulillah belum ditemukan, mudah-mudahan jangan sampai ditemukan dan diharapkan rumah sakit siap ya, artinya kita dengan pengalaman yang sudah-sudah dengan kondisi apapun kita harus siap," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi, didampingi Kepala UPTD Labkesda Subang, Euis Safarina, Jum'at (10/01/2025) pagi.

Struktur dan genome Human Metapneumovirus atau HMPV.
Struktur dan genome Human Metapneumovirus atau HMPV. (wikipedia.org)

Maxi menjelaskan bahwa HMPV sebenarnya bukan virus baru. Virus ini telah lama ada, namun kembali menjadi sorotan karena lonjakan kasus di China baru-baru ini.

"Jadi jangan Panik, panik tidak akan membuat virus pergi, justru dapat membuat masyarakat lebih stres dan malah menurunkan imun. Fokus pada pencegahan, jaga daya tahan tubuh, dan hindari kontak dengan orang yang sakit," ucapnya.

Dikatakan Maxi, virus HMPV mirip dengan flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan terkadang sesak napas. 

Namun pada kondisi individu tertentu seperti anak-anak, lansia atau orang dengan penyakit kronis, virus tersebut bisa menyebabkan komplikasi lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia.

"HMPV dan virus lain seperti Influenza A dan Rhinovirus, sudah lama ada dan cenderung menyebabkan infeksi musiman. Lonjakan yang terjadi di China karena kombinasi beberapa virus. Jadi, bukan hanya HMPV yang beraksi sendirian, tapi dia bekerja sama dengan Influenza A dan Rhinovirus," tuturnya.

Di Subang sendiri, Lanjut Maxi kasus influenza biasa sering terjadi dengan jumlah kasus mencapai sekitar 3.000 kasus pertahun.

"Dari 3.000 kasus influenza di Subang, 10 persennya tergolong berat," katanya.

Sementara untuk menentukan seorang terkena HMPV ini dibutuhkan pemeriksaan oleh laboratorium besar untuk menentukan virusnya.

"Subang  belum t punya laboratorium besar untuk pengecekan virus HMPV, sejauh ini juga belum ada laporan baik dari pihak rumah sakit maupun Puskesmas terkait ada pasien yang morif atau terjangkit HMPV, pasien umumnya yang dirawat di Rumah Sakit di Subang rata-rata flu biasa akibat faktor cuaca," terangnya.

Maxi juga menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Menurutnya, mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan langkah penting dalam menghadapi potensi penyebaran virus.

"Kita harus teruskan dengan budaya hidup sehat, tetap menggunakan masker kembali, tetap mencuci tangan, tetap menjaga imun tubuh, mengkonsumsi vitamin, berolahraga dan intinya tetap menjaga kebugaran dan kondisi fisik," tandasnya.(*)

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved