Salasa Kahiji Bandung Bersama NIB: Balap Sepeda Jarak Tempuh 10 Kali Ketinggian Tangkuban Parahu

Salasa Kahiji Bandung merupakan gerakan bersepeda cepat Bandung-Lembang yang sudah berjalan sejak 2011.

|
zoom-inlihat foto Salasa Kahiji Bandung Bersama NIB: Balap Sepeda Jarak Tempuh 10 Kali Ketinggian Tangkuban Parahu
Tribunjabar.id / Muhamad Nandri Prilatama
Para pemenang dari lomba balap sepeda beradu cepat meraih ketinggian 20.000 meter atau setinggi 10x ketinggian Gunung Tangkuban Parahu bersama Salasa kahiji dan NiB.

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Para pecinta balap sepeda Bandung berlomba beradu cepat meraih ketinggian 20.000 meter atau setinggi 10 kali ketinggian Gunung Tangkuban Parahu bersama Salasa kahiji.

Salasa Kahiji Bandung merupakan gerakan bersepeda cepat Bandung-Lembang yang sudah berjalan sejak 2011.

Akhir 2024, mereka berkolaborasi dengan brand jersey sepeda, yakni NIB untuk membuat tantangan terbuka yang tak main-main, yakni berlomba adu cepat meraih ketinggian 20.250 meter.

Sebagai gambaran, gunung tertinggi di dunia ialah MT Everest 8.800 meter dan gunung tertinggi sekitar Bandung ialah MT Tangkuban Parahu dengan 2.000 meter.

Konsep event ini ialah beradu cepat naik meraih ketinggian setara tiga kali MT Everest atau menaiki setinggi 10 kali Gunung Tangkuban Parahu.

"Peserta bebas mencari rute tanjakan di sekitarnya dan dengan mengaktifkan aplikasi gratis, yakni Strava. Peserta sudah bisa menghitung secara otomatis pencapaian ketinggian dalam setiap kali gowes menanjak," kata Perwakilan Salasa Kahiji, Tara didampingi Sri Bambang dan Perwakilan NIB, Agnes Novella dan Atlet nasional, Abdul Soleh, beberapa waktu lalu.

Mereka pun menyepakati konsep yang aturan mainnya sederhana dan jelas, serta dibatasi kepesertaannya hanya se-Jawa Barat.

Adapun aturan mainnya, Tara menjelaskan antara lain adu cepat meraih ketinggian 20.250 meter, batas waktu 10 hari, aplikasi Strava wajib on, sensor denyut jantung wajib on, rute bebas, sepeda bebas no eBike, pendaftaran gratis, batasan umur 65 tahun, BPJS on, dan tanpa pengawalan.

Event dimulai 20 Desember sampai 29 Desember lalu. Adapun rute favorit, yakni Simpang Dago-Tebing Keraton, Majalaya-Cijapati, Cijamil-Kolonel Masturi, Cagak-Pintu Tangkuban, dan Bandung-Cikole.

"Banyak peserta memilih rute tadi dan bolak-balik rute itu. Ada delapan kali Cijapati dan 12 kali Cijamil setiap hari sampai enam hari atau ada yang muter-muter bersepeda di sekitar Bandung sambil melintasi tanjakan di Utara kota Bandung satu per satu," ujar Tara.

Dari 40 pesepeda, top 10 peserta rata-rata meraih 3.000 meter sampai 6.000 meter per hari. Artinya, bila diakumulasi menuju 20 ribuan meter, peserta tercepat bisa meraih hanya dalam lima hari saja.

"Dua peserta tercepat itu, Febrian dan Galih yang finish 20 ribu meter di hari kelima pukul 17.00 dan pukul 21.00 WIB. Cukup menarik satu lansia usia 64 tahun berhasil finish di posisi lima di hari keenam menyalip banyak pesepeda muda. Hari keenam juga ada kejutan lain dengan masuknya pebalap wanita bernama Tata Yovita ke posisi 10 besar mengungguli peserta pria," katanya.

Selain itu, Tara menambahkan, total hadiah pada tantangan ini ialah uang tunai Rp 20 juta beserta piala dan medali top 10. Dia berharap event berikutnya akan lebih berat dan berskala nasional dengan pembagian usia kategori yang lebih adil dan hadiahnya besar.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved