Kisah Eko, 10 Tahun Jadi Cosplayer di Kota Tua Jakarta Berhasil Kuliahkan Anak di Kedokteran UNNES

Kisah inspiratif datang dari pria bernama Eko (50), yang sudah 10 tahun menjadi cosplayer hingga mampu menguliahkan anak di jurusan Kedokteran.

|
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah
Eko menjadi cosplay Laksamana Maeda di depan Museum Tekstil kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (27/12/2024) 

Eko memiliki dua anak perempuan. Salah satunya, kini baru saja menempuh dunia perkuliahan di jurusan Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES).

"Anak dua, perempuan semua. Yang satu kemarin baru masuk Unnes, kedokteran," kata Eko.

Eko menyadari bahwa penghasilan dari menjadi seorang cosplayer memang tidak menentu. Tetapi, konsistensi dalam berkaya membuatnya dilirik pengunjung.

Rupiah demi rupiah pun ia kumpulkan hingga mampu mewujudkan mimpi anaknya untuk bisa menempuh pendidikan kedokteran.

"Kerja aja tiap hari, untuk istri sama anak. Kerja saya dari pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB," ungkap Eko.

Selain menjadi cosplayer, Eko juga menambah penghasilan dengan cara berdagang bersama sang istri.

Aneka makanan, minuman, serta kreasi jajajanan ringan lain, ia jajakan di kawasan Kota Tua demi bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Baca juga: Kisah Announcer di Stasiun Kejaksan Cirebon, Din Aniswatul Tersenyum Meski Dihujani Komplain

"Saya bikin semacam chicken (ayam goreng), jus, gitu. Jadi kadang-kadang kalau malam, beres cosplay bantu istri jualan, ya alhamdulillah anak bisa sekolah," pungkasnya.

"Jatuh Hati" pada Laksamana Maeda

Sementara, alasannya mengambil tokoh Laksamana Maeda adalah hasil dari penelaahannya selama bertahun-tahun.

Eko ingin tampil beda di antara cosplayer lainnya yang berada di wilayah Kota Tua.

Sebelum menjadi Laksamana Maeda, Eko pernah berganti-ganti peran menjadi Sultan Pangeran Yogyakarta, Pangeran Jayakarta, hingga Jenderal Sudirman.

Namun, perenungan panjang saat pandemi Covid-19, membuatnya mencoba membuat karakter lain yang nyentrik, di luar Belanda dan Indonesia, tetapi tetap berkaitan dengan sejarah.

"Kalau di Kota Tua itu kan kalau cosplay enggak boleh sama jadi saya pikir, di sini semua teman-teman pahlawan lokal, nasional sudah. Dari sisi Belanda yang sudah, tapi tidak ada yang mengangkat sisi Jepang," kata Eko.

"Jadi saya coba kira-kira sejarahnya seperti apa. Akhirnya saya pilih Laksamana Maeda. Karena bagaimanapun, dia juga punya cerita tentang bangsa ini," imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved