Cerita Kamaludin, Mengubah Jalanan di Bandung Menjadi Panggung Hiburan lewat Live Streaming TikTok

Pertunjukan musik yang ditayangkan secara live streaming telah menjadi fenomena di jalanan Kota Bandung. 

Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Nappisah
Salah satu dari seniman jalanan tersebut, Muhammad Kamaludin (38), memanfaatkan TikTok untuk menyalurkan bakat musiknya dan mencari penghasilan tambahan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pertunjukan musik yang ditayangkan secara live streaming telah menjadi fenomena di jalanan Kota Bandung

Salah satu dari seniman jalanan tersebut, Muhammad Kamaludin (38), memanfaatkan TikTok untuk menyalurkan bakat musiknya dan mencari penghasilan tambahan.

Meski baru sebulan bergabung di TikTok Live, Kamaludin mulai tertarik dengan dunia musik sejak masa SMP, namun peruntungannya dalam dunia TikTok baru dimulai beberapa bulan terakhir. 

Awalnya, ia tidak tertarik dengan aplikasi yang lebih dikenal dengan konten jogednya itu. Namun, ia melihat kesempatan untuk menggabungkan hobinya bernyanyi dengan platform yang sedang tren ini.

Baca juga: Anggota DPRD di Lebak Pakai Uang Hasil Ngonten TikTok dan YouTube Perbaiki Jalan Rusak di Dapilnya

“Saya awalnya nggak suka TikTok, banyak joged-joged gajelas. Tapi setelah tahu bisa bikin konten sambil nyanyi, akhirnya mulai tertarik,” ungkapnya, kepada Tribunjabar.id. Selasa (17/12/2024). 

Kamaludin merupakan karyawan di pabrik obat, namun beberapa waktu yang lalu dia dirumahkan lantaran melandainya produksi menjelang akhir tahun. 

Tak mau hanya berdiam diri sambil menunggu panggilan kembali, ayah dua orang anak ini mengambil kesempatan untuk mencari penghasilan tambahan dengan beralih menjadi ojek online. 

Setiap hari, ia menghabiskan maksimal satu setengah jam untuk live TikTok. Biasanya, ia memilih lokasi-lokasi yang menarik perhatian, seperti Teras Cihampelas, Taman Jomblo, Gasibu, dan Babakan Siliwangi. 

Walaupun kini akses di Babakan Siliwangi terbatas, lokasi tersebut sebelumnya menjadi tempat favorit untuk live, dengan penonton yang bisa mencapai ratusan hingga ribuan orang.

“Di Taman Jomblo dan Gasibu penonton masih sedikit, sekitar 10-15 orang. Tapi waktu di Baksil, bisa sampai ratusan atau ribuan penonton,” tutur Kamaludin.

Muhammad Kamaludin (38), memanfaatkan TikToka
Muhammad Kamaludin (38), memanfaatkan TikTok untuk menyalurkan bakat musiknya dan mencari penghasilan tambahan.

Meski begitu, menjalani kehidupan sebagai seniman jalanan tidak selalu mulus. Ia mengakui bahwa selama siaran langsung, ia sering mendapat komentar baik dari penonton, namun tak jarang juga ada yang mengkritik atau menilai aktivitasnya sebagai sia-sia. 

Kendati demikian, Kamaludin tetap melanjutkan kegiatan ini karena ia melihat potensi besar dalam menggunakan teknologi untuk mencari penghasilan.

“Kadang ada yang bilang ngapain sih live terus. Tapi bagi saya, HP itu bisa dipergunakan untuk hal yang positif. Kita bisa cari pendapatan tanpa harus tergantung pada pekerjaan tetap,” tegasnya.

Dalam sehari, ia bisa meraup hingga Rp50 ribu rupiah dari hadiah atau 'gift' yang diberikan oleh penonton. 

Lagu-lagu yang sering ia nyanyikan beragam, mulai dari pop hits seperti lagu Seventeen dan Peterpan, hingga lagu-lagu dari The Changcuters. Namun, minat musik Kamaludin lebih cenderung pada genre rock.

Untuk memaksimalkan kualitas siaran, Kamaludin membawa peralatan sederhana seperti soundcard dan dua ponsel, satu untuk siaran langsung di TikTok, dan satu lagi untuk memainkan musik. 

Ketika malam tiba, ia menambahkan lighting untuk menciptakan suasana yang lebih menarik bagi penonton.

Baca juga: KPID Jawa Barat Sebut Pelanggaran Konten Program Penyiaran Ramah Perempuan dan Anak Tertinggi

Ke depannya, Kamaludin berencana untuk mencari suasana baru dengan mencoba lokasi lain, seperti Taman Musik di Bandung. Ia juga berencana untuk terus berkolaborasi dengan sesama seniman jalanan.

Salah satu momen yang paling dikenang oleh Kamaludin adalah ketika ia bersama dengan seniman lain mengadakan sesi live bareng di Babakan Siliwangi, yang berhasil menjadi viral di TikTok.

Biasanya, ia berkolaborasi dengan teman-temannya yang berasal dari Yogyakarta dan Jakarta. 

Mereka bekerja sama dalam menciptakan konten kreatif dan berbagi pengalaman dalam dunia live TikTok. Meski sebagian teman-temannya sudah pulang ke kota masing-masing, Kamaludin tetap menjalani aktivitas ini dengan semangat. Dia menyebut, seniman lain bisa mencapai ratusan ribu dalam sehari, membuatnya semakin termotivasi untuk terus berkarya.

“Silaturahmi itu penting. Dulu waktu di Baksil, ada sekitar 12 orang, sebagian dari luar Bandung. Tapi sekarang mereka sudah pulang, dan penghasilan dari live sudah cukup besar,” tambahnya.

Bagi Kamaludin, platform digital bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk mencari peluang dan meraih pendapatan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved