Penyakit Misterius Serang warga Kongo, 143 Orang Tewas dalam 2 Pekan, WHO Ungkap Gejalanya

Sedangkan otoritas setempat mengatakan kepada Reuters 143 orang meninggal karena penyakit tersebut, sejak akhir Oktober.

|
Editor: Ravianto
GLODY MURHABAZI/AFP/Getty
Petugas kesehatan saat memberikan penyuluihan kepada warga Kamituga di Provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 21 September 2024. 

Bukannya orang-orang yang sangat muda atau sangat tua, yang merupakan korban flu yang paling umum.

"Ini misterius, karena ini bukan kejadian yang bisa kita lihat," katanya.

Ia juga khawatir karena penyakit tersebut tampaknya menyebar dengan cepat dari orang ke orang. 

Virus influenza lain yang sangat mematikan, seperti flu burung, tidak menyebar dengan mudah. 

"Hal itu membuatnya sangat mengkhawatirkan," katanya.

Ditambah lagi, Republik Demokratik Kongo memiliki sistem kesehatan yang sangat lemah dan masih dilanda perang saudara, dengan penduduk yang tidak mempercayai pengobatan arus utama atau dokter barat, kata Gostin.

Tim pakar WHO tengah berupaya menyingkirkan patogen pernapasan seperti influenza atau COVID-19, serta penyebab lain seperti malaria dan campak. 

Para investigator WHO setempat telah berada di area tersebut sejak akhir November dan bekerja sama dengan otoritas kesehatan negara tersebut untuk mengidentifikasi kasus-kasus.

Bantuan WHO akan difokuskan pada penguatan respons terhadap wabah, yang meliputi pengumpulan sampel, menemukan kasus aktif, merawat pasien, dan meningkatkan kesadaran publik, kata badan tersebut. 

Mereka juga akan mengirimkan obat-obatan penting dan tes diagnostik.

“Prioritas kami adalah memberikan dukungan yang efektif kepada keluarga dan masyarakat yang terdampak,” kata Dr. Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika. 

“Semua upaya sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab penyakit, memahami cara penularannya, dan memastikan tanggapan yang tepat secepat mungkin.”

Panzi adalah komunitas pedesaan yang berjarak lebih dari 400 mil dari Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo.

WHO mengatakan akses melalui jalan darat sulit dan komunikasi terbatas.(*)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved