Waspada DBD di Kota Bandung, Jumlah Korban Meninggal karena DBD Naik Lebih dari 3 Kali Lipat
Sedangkan sepanjang tahun 2024 mencapai 7.310 kasus dengan rincian 7.280 pasien sembuh serta 29 orang meninggal dunia.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Angka kematian akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2024 ini dan jumlah kasusnya pun meroket jika dibandingkan tahun 2023.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, pada tahun 2023, kasus DBD hanya mencapai 1.865 kasus dan delapan orang meninggal dunia.
Sedangkan sepanjang tahun 2024 mencapai 7.310 kasus dengan rincian 7.280 pasien sembuh serta 29 orang meninggal dunia.
Itu artinya jumlah korban meninggal karena DBD di Kota Bandung naik lebih dari 3 kali lipat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ira Dewi Jani mengatakan, angka kasus dan kematian DBD pada 2024 memang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Namun, case fatality rate (CFR) saat ini berada di 0,4 persen, masih di bawah ambang batas satu persen," ujar Ira Dewi, Minggu (1/11/2024).
Baca juga: DBD di Kota Bandung dan Cimahi Capai 7.146, Anggota DPR RI Fathi Dorong Alokasi Anggaran Darurat
Untuk itu pihaknya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman DBD ini, karena saat musim hujan bisa memicu peningkatan kasus imbas banyak genangan air yang jadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
"Kota Bandung sedang memasuki musim hujan, yang biasanya diikuti peningkatan kasus DBD. Meski sejak minggu ketiga September tren kasus menurun, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan untuk mencegah lonjakan baru," katanya.
Sementara untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, masyarakat diminta untuk menjalankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3 M yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air.
"Kami juga mendorong gerakan satu rumah, satu jumantik. Masyarakat memeriksa ada tidaknya jentik nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar. Jika diperlukan, bubuk abate dapat digunakan dan tersedia gratis di Puskesmas terdekat," ucap Ira.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Bandung juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi musim hujan dan mencegah peningkatan kasus DBD dengan langkah melakukan penguatan layanan kesehatan.
Penguatan itu yakni setiap puskesmas dan rumah sakit meningkatkan kapasitas deteksi dini, tatalaksana pasien, serta ketersediaan tempat tidur bagi pasien yang membutuhkan perawatan intensif.
Kemudian melakukan sosialisasi dan edukasi dengan cara mengadakan penyuluhan yang dilakukan melalui media sosial media Dinkes dan Puskesmas, serta kegiatan langsung ke sekolah-sekolah, khususnya tingkat SMP.
"Kewaspadaan dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman DBD," katanya.
Dengan langkah-langkah ini, Dinas Kesehatan Kota Bandung berharap masyarakat dapat bersama-sama mencegah penyebaran DBD dan meminimalkan risiko selama musim hujan.(*)
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
Kasus DBD Terus Mengintai di Bandung, Dinkes Fokus Pemberian Vaksin untuk Pencegahan |
![]() |
---|
Bocah di Tasikmalaya Lolos dari Maut usai Tertimbun Longsor, Selamat Berkat Wajah Tertutup Baskon |
![]() |
---|
Kasus Terus Meningkat, 6 Nyawa Melayang akibat DBD di Subang |
![]() |
---|
Kasus Penyakit DBD Jadi Ancaman, Pemkot Bandung Andalkan Teknologi Wolbachia |
![]() |
---|
Waspada, DBD Kembali Merebak di Bandung saat Kemarau Basah, Tembus hingga 1.653 Kasus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.