Mahasiswa Kedokteran Unisba Asah Keterampilan Lapangan melalui Emergency Disaster Relief Medicine

Kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini memberikan pengalaman nyata kepada para mahasiswa dalam menangani emergency

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
istimewa
Sebanyak 233 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Unisba tingkat empat mengikuti kegiatan lapangan Emergency Disaster Relief Medicine (EDRM) sebagai bagian penting dari kurikulum akademik yang dilaksanakan di Kampung Bamboo Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebanyak 233 mahasiswa tingkat empat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (FK Unisba) mengikuti kegiatan Emergency Disaster Relief Medicine (EDRM) di Kampung Bamboo, Bandung.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, Kamis hingga Sabtu (28-30 November 2024), ini merupakan implementasi langsung dari mata kuliah Blok Kegawatdaruratan dan Disaster Relief Medicine (DRM) dalam kurikulum FK Unisba.

Kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini memberikan pengalaman nyata kepada para mahasiswa dalam menangani situasi kegawatdaruratan medis dan bencana. Dekan FK Unisba, Dr. Santun Bhekti Rahimah, dr., M.Kes., menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana pembelajaran mendalam yang melampaui teori di ruang kelas.

DRM, atau kedokteran kegawatdaruratan bencana, adalah cabang kedokteran yang fokus pada perawatan medis darurat untuk korban bencana alam atau situasi darurat lainnya. Bidang ini mencakup respons cepat terhadap cedera fisik, pencegahan penyebaran penyakit, hingga pemulihan kesehatan jangka panjang.

“Di sini kalian akan belajar secara nyata bagaimana mengimplementasikan mata kuliah EDRM, sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk mengasah keterampilan di lapangan,” ujar Dr. Santun, Jumat (29/11/2024).

Kegiatan ini tidak hanya melatih keterampilan klinis, tetapi juga membangun nilai-nilai interpersonal, kerja sama tim, dan kemampuan beradaptasi dalam situasi darurat. Mahasiswa dihadapkan pada skenario realistis yang menuntut pengambilan keputusan cepat dan koordinasi yang efektif.

Sebagai negara rawan bencana, Indonesia membutuhkan tenaga medis yang tidak hanya andal dalam keterampilan klinis tetapi juga mampu bekerja dalam kondisi penuh tekanan. Dr. Santun menekankan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya FK Unisba untuk menghasilkan dokter yang siap menghadapi tantangan tersebut.

“Dari 233 peserta yang hadir, mungkin tidak semuanya siap secara fisik atau mental. Tetapi, bagaimana caranya kalian bisa membentuk kelompok yang solid sehingga seluruh angkatan dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. Tidak ada satu pun yang tertinggal dan terlewatkan,” ujarnya.

Selain sebagai latihan keterampilan medis, EDRM juga membekali mahasiswa dengan kemampuan kerja tim yang kokoh. Dalam situasi darurat, koordinasi dan dukungan antarindividu menjadi kunci keberhasilan.

Hal ini sejalan dengan tujuan DRM yang tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga mempercepat pemulihan kesehatan dan membangun kembali komunitas yang terdampak bencana.

Pengalaman ini menjadi bekal penting bagi mahasiswa FK Unisba untuk berkontribusi di masa depan sebagai tenaga medis yang kompeten dan tangguh dalam menghadapi tantangan bencana. Kegiatan seperti ini juga diharapkan dapat meningkatkan empati dan kepedulian sosial di kalangan mahasiswa, sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved