Kisah Siswa SMP di Jatim Kecanduan Game Online Sering Mengurung Diri di Kamar, WiFi Terus Menyala

Kisah miris siswa SMP kecanduan game online di Magetan sampai membolos sekolah, keluarganya pun resah.

Editor: Hilda Rubiah
dok kredivo
Ilustrasi game online - Seorang siswa SMP kecanduan game online di Magetan sampai membolos sekolah, keluarganya pun resah. 

Wiwin berkata, kebiasaan adiknya main game online semakin parah saat masuk SMP.

Meski sering bangun kesiangan karena main game online, adiknya masih mau mengerjakan PR sekolah meski dengan konsekuensi terlambat datang ke sekolah.

Ketergantungan main game online semakin parah lagi ketika ibu mereka meninggal dunia.

"Sejak saat itu sudah jarang keluar, lebih banyak di kamar dan main game."

"Kalau diajak keluar, kami harus pastikan tempatnya ada WiFi atau jaringannya bagus dan tidak lama-lama karena penginnya kembali ke kamar main game," imbuhnya.

Meski demikian, kebiasaan adiknya belum terindikasi main judi online ataupun kebutuhan yang berlebihan untuk mendukung kebiasaan main game online.

Wiwin tidak tahu pasti apakah adiknya memiliki pendapatan dari kebiasaan main game itu karena tidak pernah meminta uang lebih.

"Kalau untuk kebutuhan, tidak pernah meminta uang lebih. Yang pasti kalau di rumah ada WiFi,” ucapnya.

Wiwin berkata, saat ini memasrahkan nasib pendidikan adiknya ke pihak sekolah.

Pihak keluarga juga telah mengembalikan semua buku yang dipinjam ke sekolah.

Baca juga: 5 Zodiak yang Berpotensi Kecanduan Medsos hingga Tak Bisa Lepas dari HP, Ada yang Sampai Lupa Waktu

Meski demikian, dia berharap adiknya tidak mengalami nasib putus sekolah.

"Kalau informasi terakhir tidak naik sekolah, tetapi masih tercatat sebagai siswa,” katanya.

Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kabupaten Magetan, Irawan mengatakan, selama satu tahun terakhir pihaknya belum menerima laporan adanya siswa yang kecanduan ponsel hingga setahun tidak masuk sekolah.

"Sementara belum ada laporan, saya sudah kroscek, tapi informasinya mutasi ke Sulawesi ikut saudaranya. Selama ini tidak ada laporan ke dinas,” katanya.

Terkait tidak adanya laporan ke Dinas Pendidikan, menurut Irawan, ada prosedur dimana penyelesaian permasalahan dilakukan dengan tim pencegahan penangan sekolah atau guru BK.

Halaman
1234
Sumber: TribunJatim.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved