Mahasiswa ITB Loncat dari Lantai 27

Sosok JAA Mahasiswa ITB Tewas Loncat dari Apartemen di Jatinangor, Kampus Berduka Ucap Belasungkawa

Inilah sosok JAA mahasiswa ITB yang loncat dari apartemen lantai 27 di Jatinangor, Sumedang, diungkap polisi. Pihak Kampus ucap belasungkawa

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase Tribunjabar.id/Pixabay
Sosok JAA Mahasiswa ITB Tewas Loncat dari Apartemen di Jatinangor, Kampus Berduka Ucapkan Belasungkawa 

TRIBUNJABAR.ID - Kejadian tragis seorang mahasiswa ITB loncat dari apartemen lantai 27 di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, masih menjadi sorotan publik.

Peristiwa yang menewaskan mahasiswa ITB itu sontak menjadi perhatian.

Tak sedikit publik yang prihatin atas meninggalnya mahasiswa ITB itu secara tragis.

Diberitakan sebelumnya, mahasiswa ITB tewas diduga akibat loncat dari Apartemen Pinewood lantai 27 terjadi Selasa (19/11/2024). 
 
Adapun peristiwa menggemparkann itu terjadi pagi hari, sekitar pukul 07.30 WIB.

Baca juga: Mahasiswa Terjun dari Apartemen di Jatinangor Sumedang, Polisi Temukan Kunci Kamar di Saku

Mahasiwa ITB itu tewas di tempat dan jasadnya dievakuasi ke RS Sartika Asih, Kota Bandung. 

Saat dievakuasi, polisi menemukan identitas dan kartu mahasiswa korban.

Selain itu ditemukan kunci di dalam kantong celana korban.

Lalu, siapa sosok mahasiswa ITB tersebut.

Diketahui korban bernisial JAA. 

Ia baru berusia 18 tahun.

JAA tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Meski kuliah di ITB, diketahui JAA merupakan warga asal Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dari hasil penyelidikan sementara, JAA diketahui sudah tinggal di apartemen tersebut sejak September 2024 seorang diri,

Korban menyewa kamar apartemen atas nama orangtuanya yang tinggal di Kemayoran, Jakarta.

Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Uyun Saeful Uyun mengungkapkan kabar soal sosok dan keseharian korban JAA tersebut.

Di tengah-tengah masyarakat, banyak tersiar kabar bahwa mahasiswa itu diduga mengakhiri hidup dengan meloncat dari apartemen. 

Menurut kabar yang beredar, diduga karena yang bersangkutan mengalami tekanan berkaitan dengan nilai ujian di universitas. 

Namun, polisi mengimbau agar masyarakat tidak membuat provokasi dan tidak terkena provokasi dengan kesimpulan-kesimpulan yang prematur dan tanpa dasar itu. 

Sebaliknya, kejadian itu harus menjadi pelajaran bahwa dalam hidup bertetangga, di manapun, harus saling kenal. 

"Imbauan, bahwa dengan adanya kejadian ini, tidak hanya kejadian ini, tapi masyarakat saling peduli dengan tetangga, dengan yang lain, apalagi kayak kos-kosan apartemen harus sama-sama peduli,"

"Juga dengan tetangga saling mengenal dan mengetahui sehingga kita akan tahu ada yang suka menyendiri, suka bergaul, mengetahui karakter orang," ujar AKP Uyun.

Menurut Uyun, dari pihak ITB sudah mengonfirmasi bahwa karakter JAA selama mengikuti perkuliahan cenderung pendiam. 

"Kalau sementara ini dari hasil komunikasi, yang berangsangkutan memang pendiam. Kalau soal tertekan karena ujian, kita belum sampai ke sana," katanya.

Kampus ITB Ucap Belasungkawa

Kampus ITB Bandung
Kampus ITB Bandung (Tribun Jabar/ Muhamad Nandri Prilatama)

Dikutip dari berbagai sumber, Humas Institut Teknologi Bandung (ITB), Naomi mengatakan bahwa keluarga besar kampus ITB mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mahasiswa FTSL angkatan 2024 tesebut.

"Kejadian ini meninggalkan duka cita yang mendalam bagi seluruh komunitas ITB," ungkap Naomi, Humas ITB.

Naomi menjelaskan sejak penemuan jasad JAA, pihak ITB sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta manajemen apartemen, Jatinangor, Sumedang.

"Tim dari ITB turut hadir dalam proses pemeriksaan medis tersebut dan akan membantu serta mendampingi pihak berwenang dan keluarga selama proses penyelidikan," ujarnya.

Baca juga: ITB Sebut Banyak Faktor Mahasiswa Alami Masalah Kesehatan Mental

Lebih lanjut, kampus ITB menghormati privasi keluarga mendiang untuk tidak akan mengungkapkan detail peristiwa ini lebih lanjut tanpa persetujuan dari pihak keluarga dan pihak berwenang.

"Kami juga mengimbau kepada seluruh pihak, termasuk media, untuk menjaga sensitivitas dalam membahas peristiwa ini demi menghormati keluarga mendiang," tambahnya.

Sorotan masyarakat

Kabar meninggalnya JAA itu juga mengejutkan banyak pihak, termasuk teman-teman dan komunitas mahasiswa ITB.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental di kalangan mahasiswa. 

Pihak kampus belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. 

Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan dan dukungan terhadap mahasiswa yang tinggal di lingkungan apartemen atau kos. 

Dikutip dari Kompas.com, polisi mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda yang mungkin menunjukkan tekanan psikologis atau perilaku yang mencurigakan pada orang-orang terdekat mereka. 

Pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap detail lebih lanjut tentang kasus ini dan memastikan bahwa penyebab pasti insiden dapat diketahui. 

Namun, kepolisian memberikan kejadian dialami mahasiswa ITB berinisial JAA itu diduga bunuh diri.

Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Uyun Saeful Uyun mengtakan bahwa saksi-saksi sudah diperiksa atas kasus nahas itu. 

Namun menurutnya, soal motif mahasiswa ITB itu loncat dari apartemen lantai 27 itu masih dalam penyelidikan. 

"Ya tadi pagi mahasiswa (loncat), korbannya laki-laki, dari lantai 27, salah satu mahasiswa universitas negeri di Sumedang," kata Uyun dikonfirmasi TribunJabar.id, melalui sambungan telepon. 
 
Polisi telah mengecek CCTV juga, diketahui bahwa mahasiswa itu berjalan pada pukul 03.00 di koridor, naik ke lantai 9. 

"Hingga ke-27. Di lantai itu tidak terlihat lagi, kita masih tahap penyelidikan untuk motifnya," kata Kasatreskrim.

Kini, hingga berita ini diturunkan, belum ada perkembangan baru terkait motif di balik peristiwa tragis ini.

Kontak bantuan  

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. 

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. 

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:  

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved