NGERINYA Sekelompok Oknum TNI Serang Desa di Deli Serdang, 1 Tewas dan Belasan Luka parah
Puluhan pria berambut cepak membabi-buta mendatangi pemukiman, menyerang hingga menyiksa warga tanpa ampun.
TRIBUNJABAR.ID, MEDAN - Desa Selamat-Desa Cinta Adil, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, diduga diserang oleh puluhan pria berambut cepak dan berbadan tegap.
Peristiwa penyerangan tersebut terjadi pada Jumat (8/11/2024).
Para penyerang diduga oknum TNI.
Akibat penyerangan tersebut, satu warga bernama Raden Barus meninggal dunia.
Baca juga: 97 Ribu Anggota TNI-Polri Main Judol, Ratusan Warga Jadi Korban, Indonesia Darurat Judi Online
Penyebab penyerangan tersebut belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan informasi yang beredar, ada seorang personel TNI dari Batalyon Artileri Medan 2/105 Kilap Sumagah yang terlibat cekcok dengan warga.
Diduga, rekan-rekan anggota TNI tersebut membalas dengan menyerang ke pemukiman warga.
Dilansir dari TribunMedan.com, suasana pada saat penyerangan sangat mencekam.
Jumat malam hingga Sabtu pagi, warga ketakutan untuk keluar rumah.
Puluhan pria berambut cepak membabi-buta mendatangi pemukiman, menyerang hingga menyiksa warga tanpa ampun.
Mobil ambulance pun lalu lalang mengevakuasi warga yang diduga diserang kelompok pemuda ini hingga berdarah-darah.
Salah satu korban penganiayaan, Rofikar Sanjaya Tarigan, 18 tahun mengatakan, kejadian begitu mencekam.
Saat itu dirinya baru keluar rumah hendak membeli rokok tiba-tiba melihat segerombolan orang datang ke kampungnya.
Melihat situasi memanas karena gerombolan pria berambut cepak membawa senjata tajam berbagai jenis ia melarikan diri ke rumah neneknya.
Rupanya, dia dikejar sekitar puluhan orang hingga merangsek masuk ke rumah neneknya.
Awalnya, orang tak dikenal itu menanyakan keberadaan yang disebut adiknya dan Rofikar mengaku tak mengetahui orang yang disebut.
Ternyata, puluhan orang mendobrak pintu dan langsung menyeretnya keluar dari rumah dan menghajar nya.
Katanya, ia dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul.
Baca juga: Anggota TNI Tikam Teman hingga Tewas, Pamit ke Keluarga, lalu Serahkan Diri, Berawal dari Utang
Bahkan, tangan kanannya dihantam menggunakan gagang pistol.
"Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya,"ungkapnya.
"Disitu pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli," sambungnya.
Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan.
Disini dia diperlakukan seperti penjahat.
Akibat kejadian ini, satu korban meninggal dunia dan belasan warga dikabarkan luka-luka.
"Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol."
Mayat Dibawa ke Markas TNI
Warga membawa mayat Raden Barus (60), korban dugaan penganiayaan dan penyerangan yang dilakukan personel TNI ke Markas Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.
Mereka menggeruduk markas Batalyon Armed meminta keadilan.
Mayat Raden Barus yang dibawa ke markas Batalyon Armed memiliki luka di kepala dan perut diduga ditusuk senjata tajam.
Pantauan di lokasi, awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang sejak pagi menunggu jenazah korban tiba usai diautopsi.
Setibanya mobil ambulance, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulan berisi mayat korban ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 Kilometer.
Mobil ambulance dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki, juga menaiki sepeda motor dari belakang.
Sambil berjalan menuju Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan.
Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulan mogok.
Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.
Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari Batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.
Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke Batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.
Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.
Setibanya di depan Armed situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.
Salah satu warga, Herna, mengatakan Raden Barus merupakan korban kekejaman personel TNI.
Ia menyebut, aparat negara itu beramai-ramai membantai pria 60 tahun tanpa belas kasih.
Kedatangan mereka ke Batalyon menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk.
"ke sini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh,"kata Herna, dijumpai di depan Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (9/11/2024).
Herna mengungkap, sejauh ini korban tewas akibat penyerangan ini baru satu orang.
Ada belasan korban luka, tapi dikabarkan hanya tujuh orang yang luka parah.
Dari tujuh orang itu, satu diantaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.
Diperkirakan Herna, saat kejadian Jumat malam sekitar pukul 22:30 WIB hingga Sabtu dinihari ada 100 lebih personel TNI berseragam preman dan berseragam lengkap menyerbu kampungnya.
Mereka datang membantai warga tak peduli muda, tua maupun orang yang melintas.
Bahkan, mereka nekat mendobrak pintu rumah warga, lalu menyeret dan menghajarnya.
"rata-rata 1 kompi, 2 kali orang ini datang. Pertama ada 100 orang, baru kedua kalinya satu kompi orang ini datang,"ungkapnya.
"siapa yang buka pintu "tek!" tanpa tanya.
kami gak tahu masalahnya apa, gak ada kami bermusuhan sama Armed ini. Setahu kami satu kampung sibiru-biru ini kami tidak bermusuhan dengan Armed."
Atas kejadian ini, warga Kecamatan Sibiru-biru meminta Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan mengungkap siapa saja pelakunya dan memecat mereka dari TNI.
"itu kan pemburu bukan pelindung, pecat saja."
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Warga Sibiru-biru Bawa Mayat Korban Pembantaian Diduga Oknum TNI ke Markas Armed,
anggota TNI
menyerang
Batalyon Artileri Medan 2/105 Kilap Sumagah
menyiksa
Desa Selamat
Kabupaten Deliserdang
Kisah Julian Saputra, Bocah SD di Aceh Panjat Tiang Pasang Tali Bendera Lepas, Didoakan Jadi TNI |
![]() |
---|
Sosok Senior Siksa Prada Lucky hingga Tewas Ternyata Atlet Tinju, Juara Porprov Kini Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Tewas Disiksa Senior, Prada Lucky Kini Difitnah Orientasi Menyimpang, Pelaku Ternyata Istri TNI AD |
![]() |
---|
Sosok Kopda Bazarsah Anggota TNI Tembak 3 Polisi Lampung di Arena Sabung Ayam, Kini Divonis Mati |
![]() |
---|
Sosok 4 Senior yang Diduga Jadi Pelaku Penyiksaan Prada Lucky Menggunakan Tangan Kosong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.