Emak-emak Bisa Berperan Turunkan Inflasi, Manfaatkan Pekarangn Rumah untuk Urban Farming

Di tanah seluas 200 meter persegi, hamparan hijau dari bayam, sawi, pakcoy, bawang merah, tomat, hingga cabai, tumbuh subur dalam konsep urban farming

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Jabar/ Eki Yulianto
Dua orang ibu sedang melakukan perawatan tanaman sayuran yang ditanam dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah di RW 08 Merbabu Asih, Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Sabtu (9/11/2024). 

"Lagipula, sayur kami organik, jadi lebih segar,” katanya.

Sementara salah satu warga lainnya, Hartini (60), juga mengaku turut merasakan manfaat dari gerakan ini. 

Sebab sebelum ada penjualan sayuran organik ini, dia harus selalu ke pasar untuk beli sayur.

"Sekarang jarang ke pasar karena di sini ada (stok sayuran)  dan lebih irit ongkos,” 

“Saya juga ikut termotivasi untuk menanam sendiri di depan rumah, dan sekarang kampung jadi lebih hijau, tidak seperti dulu yang gersang,” lanjutnya.

Di tempat yang sama, Ketua RW 08 Merbabu Asih, Agus Supriono, menyatakan bahwa gerakan urban farming ini membawa dampak positif, baik secara ekonomi maupun lingkungan.

Menurut Agus, urban farming di lingkungannya tidak hanya membantu ketahanan pangan, tetapi juga membantu mengendalikan inflasi di tingkat daerah. 

"Ibu-ibu ini bisa menambah pemasukan, dan lingkungannya jadi lebih hijau."

"Apalagi, banyak yang sudah purna bakti, jadi kegiatan ini juga sebagai bentuk hiburan dan vitamin untuk mereka,” kata Agus.

Sementara itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon, mendukung penuh inisiatif urban farming ini sebagai bagian dari program pengendalian inflasi daerah.

Kepala KPw BI Cirebon, Anton Pitono, menyatakan bahwa pihaknya terus memperkuat kerja sama dengan lima pemerintah daerah di Ciayumajakuning untuk menerapkan kebijakan strategis dalam mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan. 

Salah satunya adalah program “Warung Peduli Inflasi” (Waduli) yang diluncurkan di Pasar Jagasatru, Kota Cirebon, sebagai pusat distribusi bahan pangan dengan harga terjangkau.

Dengan kebersamaan yang tulus, ibu-ibu di RW 08 Merbabu Asih tidak hanya berhasil menyelamatkan dapur mereka, tetapi juga memberi inspirasi bahwa dari pekarangan rumah, mereka mampu mengatasi masalah besar seperti inflasi.

"Semoga inisiatif ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk mandiri dalam ketahanan pangan dan menjaga stabilitas ekonomi keluarga di tengah gejolak harga yang terus meningkat," ujar Anton Pitono. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved