Berita Viral

Imbas Anak Jatuh hingga Dapat 50 Jahitan, Wali Murid Segel Sekolah Tak Layak Pakai, Kepsek Prihatin

Sebuah video aksi wali murid menyegel sekolah di Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra), viral di media sosial, imbas murid jatuh tergelincir

Editor: Hilda Rubiah
Tribun Sultra
Aksi wali murid segel sekolah usai anaknya jatuh tergelincir viral di media sosial. Wali murid tersebut protes gedung sekolah tak layak pakai.  

Ia juga menyatakan, permasalahan ini akan dibahas lebih lanjut pada Senin (28/10/2024), dalam sebuah rapat yang melibatkan pihak sekolah, orangtua siswa, dan komite sekolah.

"Senin diadakan rapat. Nanti dicari solusi yang tepat," jelas Mahyan.

Baca juga: Kisah di Balik Kasus 3 Siswa SD Diusir dari Sekolah Nunggak SPP, Ortu Masih Saudara Pemilik Yayasan

Hal serupa juga terjadi di Makassar.

Para murid di sekolah lain terpaksa numpang sekolah lain karena gedungnya disegel oleh ahli waris tanah.

Adapun kasus ini menimpa murid SD Inpres Pajjaiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel),

Puluhan ibu-ibu itu demo minta pemerintah segera selesaikan polemik penyegelan sekolah oleh ahli waris, Selasa (15/10/2024) sore. 

Sambil menyampaikan aspirasi, mereka juga membawa spanduk yang berisi berbagai tulisan protes agar para murid diberikan tempat layak dan nyaman untuk belajar. 

Salah satu orangtua murid, Hamdiani (48) mengatakan, para orangtua melakukan unjuk rasa karena sudah merasa tidak nyaman.

Lantaran kurun waktu hampir tiga bulan proses belajar murid dialihkan di beberapa sekolah. 

Hamdiani mengaku, beberapa murid SD Inpres Pajjaiang kerap mendapatkan intimidasi atau bullying oleh murid lain karena dianggap hanya menumpang. 

"Karena anak-anak kami sudah mendapatkan perundungan, istilahnya ada intimidasi. Bentuk intimidasinya, mereka dipalak sama anak SD yang ditempati numpang," ungkap Hamdiani kepada Kompas.com, ditemui usai unjuk rasa. 

Selain dipalak, para guru SD Inpres Pajjaiang juga kerap mendapatkan teror oleh orang tidak dikenal, dalam bentuk surat yang bertuliskan bahasa kotor. 

"Terutama ada juga laporan guru-guru bahwa terlalu banyak surat kaleng yang masuk, terlalu banyak bahasa kotor di dalam surat itu. Ada juga surat yang disimpan di meja guru dengan bahasa yang kotor," ucap dia. 

Hal senada juga disampaikan orangtua murid lainnya yakni Fitri (35).

Dia mengatakan, aksi unjuk rasa yang mereka lakukan guna meminta perhatian pemerintah khususnya Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar. 

Halaman
1234
Sumber: TribunJatim.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved