Ketua DPRD Pangandaran Kaget Kunjungan Wisata Hanya 30 Persen, Asep Noordin:Harus Ada Evaluasi

Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin, merasa kaget dengan kondisi kunjungan wisatawan ke Pangandaran menurun.

Penulis: Padna | Editor: Kemal Setia Permana
Padna/Tribun Jabar
Ilsutrasi-- Suasana Pantai Pangandaran yang dipadati pengunjung di momen liburan. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin, merasa kaget dengan kondisi kunjungan wisatawan ke Pangandaran menurun.

Hal tersebut diketahui setelah mendengar perwakilan dari Bank Indonesia (BI) yang memaparkan, di antaranya terkait kunjungan wisata, saat rapat paripurna Milangkala ke-12 di Gedung DPRD Kabupaten Pangandaran, Jum'at (25/10/2024)

"Dari kajian BI saya kaget, karena tingkat kunjungan wisatawan tahun 2024 ini hanya 30 persen," ujar Asep kepada Tribun Jabar di Gedung DPRD seusai menggelar milangkala Kabupaten Pangandaran.

Asep Noordin mengaku merasa heran dengan kondisi ini.

ia meminta pihak terkait menelusuri permasalahan dan kendalanya.

Baca juga: Reaktivasi Jalur KA Banjar-Cijulang Pangandaran Diprediksi Membutuhkan Anggaran Rp 2,2 Triliun

Bahkan ia menyinggung soal sistem pengelolaan retribusinya.

"Karena cukup drastis turunnya. Tahun 2022 kunjungan wisata kita di angka 3 juta lebih, tahun 2023 kita masih di angka 2 juta lebih. Tapi tahun sekarang hasil kajian BI, itu hanya di angka 1 juta 400 kunjungan wisata," katanya.

Memang, kunjungan wisata ini tergantung faktor situasi alam, kebencanaan, geopolitik dan juga kondisi ekonomi. 

Sehingga banyak faktor yang memengaruhi tingkat kunjungan.

Baca juga: Israel Mulai Serang Iran Hari Ini Dipimpin Petinggi IDF, Netanyahu Sembunyi di Bunker

Namun faktor lain, menut Asep, harus dipertanyakan ke pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran selaku pihak pengelola.

"Di pintu masuk itu seperti apa dalam pengelolaan retribusinya, sistemnya seperti apa? Saya kira karena penurunan kunjungan wisata terlalu drastis, kita perlu evaluasi," ujarnya.

Jika sistem penarikan tiket yang dulu dilakukan per unit kendaraan dan sekarang per orang, hal itu menurutnya jutru haru menjadikan pendapatan retribusi yang jauh lebih besar. 

"Ataupun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Tentu, ini harus kita telusuri dan dievaluasi agar kedepan kita bisa lebih maksimal," uajr Asep. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved