Terapi Akupunktur Untuk Pasien PCOS, Simak Penjelasannya
TRIBUNJABAR.ID - Terapi akupunktur salah satu alternatif pengobatan bagi penderita Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), di samping dengan pengobatan po
TRIBUNJABAR.ID - Terapi akupunktur salah satu alternatif pengobatan bagi penderita Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), di samping dengan pengobatan pola hidup sehat.
PCOS sendiri merupakan gejala yang disebabkan kelainan endokrin dan menimbulkan gangguan kesuburan pada wanita. Salah satu cirinya, datang bulan yang tidak teratur. Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan gangguan pada menstruasi dan membuat wanita lebih susah untuk hamil.
Maka demikian, selain mengkonsumsi obat, penderita diupayakan mengubah pola hidupnya dengan rajin berolahraga, mengkonsumsi buah dan sayur, hingga mengurangi konsumsi makanan manis.
dr. Emilia Puspitasari Winarno, Sp.Ak Dokter Spesialis Akupunktur Medik Santosa Hospital Bandung Central mengatakan akupunktur atau tusuk jarum, berasal dari bahasa Latin yaitu 'acus' yang berarti jarum dan 'punctura' yang berarti menusuk.
Akupunktur medik ini merupakan cabang ilmu kedokteran, adaptasi dari akupunktur klasik, dengan menyelaraskan kaidah anatomi (struktur tubuh manusia), fisiologi (fungsi tubuh manusia), dan patologi (perjalanan penyakit), serta sesuai dengan terapi berbasis bukti (evidence-based medicine).
dr. Emilia menyebut, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa akupunktur efektif untuk terapi PCOS.
Penderita bisa mendeteksi tanda dan gejala PCOS dapat terjadi mulai sekitar masa pubertas, walaupun pada beberapa wanita tidak mengalami gejala hingga akhir masa remaja atau bahkan hingga awal masa dewasa. PCOS biasanya terjadi pada wanita usia subur (15-44 tahun). Namun biasanya baru terdeteksi saat akan merencanakan kehamilan (20-30 tahun).
“Gejala yang sering dialami oleh pasien PCOS yaitu siklus menstruasi tidak teratur, gambaran ovarium polikistik pada pemindaian USG (ultrasonografi), klinis dan/atau hiperandrogenisme biokimia (rambut berlebih pada area tertentu tubuh dan/atau kenaikan kadar hormon maskulin),” ucapnya, kepada Tribunjabar.id, Kamis (26/9/2024).
Bukan hanya sekedar terapi penyembuhan, melalui akupunktur pasien dapat merasakan berbagai manfaatnya, diantaranya; meningkatkan aliran darah ke ovarium dan regulasi fungsi ovarium, menormalkan kadar hormon reproduksi, perbaikan resistensi insulin, menurunkan berat badan, peningkatan reseptivitas endometrium sehingga meningkatkan keberhasilan perlekatan embrio, mengurangi stress, gangguan kecemasan/ansietas dan mengatasi gangguan tidur/insomnia.
Namun demikian, pasien harus menjalani terapi akupunktur dua kali dalam satu pekan.“Terapi akupunktur bagi pasien PCOS dilakukan 2 kali seminggu, dengan jumlah terapi yang bervariasi. Bagi pasien program hamil, terapi akupunktur sebaiknya dilakukan setidaknya 3 bulan sebelum dilakukan tindakan seperti inseminasi atau IVF,” ujarnya.
Adapun modalitas akupunktur yang biasanya digunakan dalam terapi PCOS, yaitu: manual akupunktur (dengan penusukkan jarum akupunktur), elektroakupunktur (dengan penambahan rangsang listrik).
Dalam pengobatan PCOS dengan terapi akupunktur, jarum akan ditempatkan di sepanjang titik akupunktur yang terkait dengan sistem reproduksi. Hal ini untuk membantu merangsang organ, meningkatkan aliran darah, menormalkan kadar hormon, dan meningkatkan berfungsinya sistem reproduksi.
Dibanding pengobatan PCOS dengan penggunaan obat-pangan, efek samping terapi akupunktur sangat minimal. Pasien hanya akan merasakan rasa nyeri ditempat penusukan, kemerahan, memar, serta perdarahan yang minimal.
dr. Emilia menghimbau bagi pasien PCOS, sebaiknya sudah melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis Obgyn terlebih dahulu untuk penegakan diagnosis PCOS sebelum menjalani terapi akupunktur.
“Pasien disarankan sudah makan terlebih dahulu namun jangan terlalu kenyang. Selain itu, pasien dapat mengenakan pakaian yang nyaman dan longgar,” katanya.
Sebagai informasi, untuk layanan konsultasi dan terapi akupuntur dapat dilakukan di Poliklinik Akupunktur Santosa Hospital Bandung Central oleh dr. Emilia Puspitasari Winarno, Sp.Ak pada hari Senin dan Kamis pukul 8.00-12.00 WIB. (*)
| Era Digital dan Tekanan Sosial, Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Remaja |
|
|---|
| Era Digital dan Tekanan Sosial, Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Remaja? |
|
|---|
| Santosa Hospital Bandung Central Edukasi Publik Lewat Seminar Jantung |
|
|---|
| ASI Eksklusif 6 Bulan, Investasi Kesehatan dan Kecerdasan Anak Sejak Dini |
|
|---|
| Nyeri Sendi Tak Selalu Biasa: Kapan Harus ke Dokter Reumatologi? |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.