Pilkada Jabar 2024
Wawancara Eksklusif Bakal Cawagub Jabar Erwan Setiawan, Cerita Di Balik Pinangan Dedi Mulyadi
Bakal Cawagub Jabar Erwan Setiawan menyampaikan kisah di balik pinangan Dedi Mulyadi untuk maju di Pilkada Jabar.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar tinggal menghitung hari, sejumlah nama pun telah mendaftar ke KPU Jabar, untuk bersaing merebut hati masyarakat.
Saat ini, total ada empat bakal pasangan calon yang akan berkonsentasi pada Pilgub Jabar, masing-masing Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, Acep Adang Ruhiat-Gitalis dan Jeje-Ronald.
Pimpinan Redaksi Tribun Jabar, Adi Sasono bakal mewawancarai secara eksklusif masing-masing bakal calon, dimulai dengan Erwan Setiawan, salah satu bakal calon wakil Gubernur Jabar. Berikut wawancaranya.
Bagaimana bisa berubah dari Cabup jadi Cawagub?
Tiga bulan lalu, tepatnya pada 7 Juni, Kang Dedi datang ke rumah saya ke Tanjungsari, kebetulan saya lagi ngobrol juga sama bapak (Umuh Muchtar) dan kita sudah lama juga kenal dengan Kang Dedi Mulyadi.
Nah, di sela obrolan Kang Dedi mengajak saya untuk maju di Pilgub Jabar, tapi saat itu juga saya menolak. Pertama, karena saat itu belum pasti juga Kang Emil (Ridwan Kamil) belum tentu maju di DKI, kemungkinan besar juga akan maju di Jabar.
Saya sampaikan, kang tidak mungkin saya bersaing dengan teman satu partai, kan Kang Emil sama saya di partai yang sama di Golkar. Saya tetap fokus saja di Sumedang, apalagi persiapan saya di Pilbup Sumedang, sudah 80 persen.
Beberapa bulan kemudian, ketika Kang Emil tidak maju di Jabar dan Golkar mendukung Kang Dedi di Pilgub Jabar, kemudian Kang Dedi telepon lagi ke saya, katanya "Naon deui alasanna (apalagi alasan) nolak saya" tapi saat itu saya masih menolak, karena masih fokus di Sumedang dan saat itu Golkar sudah menyiapkan lima nama, termasuk Jusuf Hamka yang saat itu menerima. Nah, saya tenang dan fokus lagi ke Pilbup Sumedang. Tapi baru beberapa hari, Pak Jusuf Hamka mundur jadi Bacawagub dan partai.
Kang Dedi menghubungi saya lagi, saya katakan masih banyak yang lain dari Golkar dan memang ini sudah pembicaraan tingkat atas kang Dedi didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM). Tapi pasca Munas Golkar di Jakarta, Kang Dedi mau ke rumah lagi.
Tapi, saat itu Bapak saya katakan kita saja yang datang ke rumah Kang Dedi di Subang. Akhirnya saya bersama Bapak dan dua orang lain ke Subang, ngobrol dan jalan-jalan di tempat Kang Dedi. Setelah ngobrol selama satu jam, akhirnya di situ deal saya jadi Cawagubnya Kang Dedi, salaman. Kalau chemistry kan dari dulu sudah terbangun, kemudian saya dengar Visi-misi nya, ada kesamaan, saya putuskan lah saat itu. Meskipun saya masih bingung menjelaskan kepada tim di Sumedang.
Setelah itu, saya pulang ke Bandung dulu dan Kang Dedi langsung ke Jakarta untuk mengurus rekomendasi. Sambil makan siang, saya kontak-kontak dengan Ketua DPD Golkar Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat itu saya diminta langsung datang ke kantornya di Jakarta.
Akhirnya saya pakai kereta cepat Whoosh ke Jakarta, tiba di Jakarta jam 5 sore. Dari sana saya diantar teman ke kantor Pak Ace dan katanya kalau Kang Dedi tetap ingin dengan Kang Erwan, Pak Ace akan bicara dengan Ketua Umum. Saat itu, Kang Dedi juga nelepon katanya rekomendasi dari Gerindra sudah turun nama Dedi-Erwan.
Malam itu saya nginap di Jakarta, besoknya saya bertemu dengan DPP Demokrat dan PAN, akhirnya disepakati. Sorenya pulang dulu ke Bandung, besoknya balik lagi ke Jakarta dan turun rekomendasi dari DPP Golkar, PAN, PSI dan Demokrat.
Secara Elektabilitas Dedi di atas, apakah ini keberuntungan atau apa?
Ya, Alhamdulillah kepercayaan masyarakat kepada Kang Dedi sudah tinggi. Popularitasnya sudah di atas 90 persen dan elektabilitas sudah 80 persen dan ketika berpasangan dengan saya pun tidak mengubah itu. Alhamdulillah saya tidak mendown grade, semoga saya bisa meng upgrade elektabilitas dan popularitas yang sudah cukup tinggi.
Sedekat apa dengan Dedi Mulyadi?
Saya kenal beliau sejak menjadi Wakil Bupati di Purwakarta, kemudian menjadi Bupati di Purwakarta selama dua periode. Kebetulan Ustadz Jujun Junaedi, dekat dengan keluarga saya dan ternyata ustadz Jujun itu guru spiritual Kang Dedi Mulyadi, sedikit besarnya juga ada andil Kang Jujun menjodohkan saya dengan Kang Dedi.
Ada kesamaan hobi?
Kita senang di desa, di kampung. Tapi Kota juga harus ditata agar lebih baik ya.
Apakah bisa berkolaborasi secara efektif?
Ya, mudah-mudahan saya bukan sebagai pelengkap saja di Pilgub ini, tapi bisa saling mengisi. Manusia ini tidak ada yang sempurna, apalagi nanti saya sebagai Cawagub dan Insya Allah kalau mendapatkan kepercayaan dari masyarakat saya akan bantu kang Dedi dalam mewujudkan visi-misi nya.
Jabar ini apa sih yang harus jadi prioritas?
Saya ucapkan terimakasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terdahulu, pembangunan ini sudah berjalan baik, tinggal ada beberapa yang harus dibereskan salah satunya infrastuktur yang belum terintegrasi dari Kota Kabupaten hingga ke desa-desa, nanti kita benahi jalan-jalan Provinsi ini agar terkoneksi dengan jalan-jalan yang ada di Kabupaten/Kota, juga ke sentra ekonomi.
Saya terkesan dengan tempat kang Dedi di Subang ya, biasanya orang kalau tentang sawah itu kesannya kotor atau lumpur, tapi di sana asri jalannya bagus, bersih, tidak ada kesan kotor atau kumuh, penataannya sangat bagus. Ini bisa menjadi percontohan untuk Desa-desa nanti.
Kemudian soal Kota-kota yang indentik dengan kemacetan, seperti Kota Bandung, Bogor dan lain sebagainya, bagaimana nanti kita selesaikan infrastruktur ini, agar semakin lancarnya lalu lintas ekonomi bisa meningkat lagi.
Apa yang perlu ditingkatkan dalam pemberdayaan masyarakat?
Nanti akan lebih menggali peran serta dari masyarakat itu sendiri, terutama di desa-desa nanti kita akan bikin satu desa satu produk dan dilakukan pembenahan ekonomi keluarga, kita ubah image bahwa masyarakat Jabar itu hanya bisa menerima bantuan saja, tapi harus lebih produktif, nanti kita berikan pelatihan-pelatihan kepada para pemuda agar siap bekerja, kalau bisa juga nanti lebih banyak dibangunkan home industri.
Apa tantangan saat kampanye?
Dengan kemajuan teknologi yang menjadi tantangan adalah kampanye hitam melalui media sosial, saya berharap kepada para kandidat marilah bersaing secara sehat jangan hanya bisa menyerang lawan, tapi marilah adu gagasan, ide-ide untuk membangun Jabar, masyarakat jangan diadu domba, jangan hanya melihat kekurangan lawan, tapi mari tingkatkan apa yang menjadi kemampuan masing-masing agar Pilkada di Jabar kondusif.
Apa yang bisa disampaikan kepada warga Jabar?
Kepada warga Jabar yang akan memilih pada Pilkada serentak nanti, saya berharap terus jaga kebersamaan, kondusifitas Jabar jangan kotori dengan kampanye hitam dan ujaran kebencian, jangan sampai terjadi perpecahan hanya karena beda pilihan, pilih pemimpin dengan cerdas dengan hati nurani tanpa ada tekanan dari pihak manapun, lihat program yang jelas yang betul-betul bisa dilaksanakan ke depannya.
Saya dengan kang Dedi Insya Allah apa yang kami janjikan kepada masyarakat, akan dilakukan. Kami bulan pemimpin yang plin-plan, bukan mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok, tapi kepentingan masyarakat. Ok
Jadi Gubernur Terpilih Jabar, Dedi Mulyadi Dapat Ucapan dari Paslon Lain: Ahmad Syaikhu-Ilham Belum |
![]() |
---|
Hasil Pilkada Jabar 2024, Rekapitulasi di Majalengka Disahkan, Dedi Mulyadi-Erwan & Eman-Dena Menang |
![]() |
---|
Pangandaran jadi Daerah dengan Partisipasi Terbanyak di Pilgub Jabar 2024 |
![]() |
---|
Hasil Rekapitulasi Pilkada 2024: Om Zein-Abang Ijo dan Dedi Mulyadi-Erwan Kuasai Purwakarta |
![]() |
---|
Lima Daerah di Jabar Berpotensi Menggugat Hasil Pilkada 2024 ke Mahkamah Konstitusi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.