Ojol di Cirebon Unjuk Rasa

BREAKING NEWS, Ratusan Ojol Cirebon Unjuk Rasa Tuntut Revisi Tarif dan Evaluasi Bisnis Aplikator

Ratusan driver ojek online (ojol) di Kota Cirebon menggelar aksi unjuk rasa di beberapa titik kota. 

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Giri
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
Pengemudi ojek online (ojol) di Kota Cirebon menggelar aksi unjuk rasa, pada Rabu (11/9/2024).  

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Ratusan driver ojek online (ojol) di Kota Cirebon menggelar aksi unjuk rasa di beberapa titik kota. 

Mereka menuntut sejumlah perubahan terkait aturan dan kebijakan yang dianggap merugikan para pengemudi ojol.

Pantauan Tribun menunjukkan, para pengemudi ojol dari empat aplikator berbeda berkumpul di Jalan Dr Ciptomangunkusumo, Rabu (11/9/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.

Mengenakan jaket dengan ciri khas aplikator masing-masing, massa kemudian bergerak ke simpang empat Gunung Sari.

Di lokasi itu, mereka menutup arus lalu lintas dari empat arah, sehingga petugas kepolisian harus mengalihkan kendaraan yang hendak melintas.

Setelah itu, massa melanjutkan aksinya ke Rumah Dinas Bupati Cirebon di Jalan Kartini.

Baca juga: Opang di Pasir Impun Bandung Tak Bisa Paksakan Kehendak Lagi, Masyarakat Bebas Naik Ojol

Di sana, para pengunjuk rasa berorasi dan membakar ban yang mereka bawa sebagai bentuk protes.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Cirebon, Hilman, menemui para pengunjuk rasa dan berjanji akan menindaklanjuti tuntutan mereka.

"Kami akan menyampaikan semua tuntutan yang sudah disuarakan ke pihak terkait. Kami berharap dapat menemukan solusi yang adil untuk semua pihak, termasuk driver ojek online," ujar Hilman di depan massa seperti dikutip Tribun, Rabu.

Setelah dari rumah dinas bupati, massa kemudian bergerak ke Kantor DPRD Kota Cirebon di Jalan Siliwangi.

Iring-iringan motor yang mereka gunakan sempat menimbulkan kebisingan akibat klakson yang dibunyikan secara bersamaan.

Di depan Kantor DPRD, mereka menyampaikan aspirasi dan sempat terjadi negosiasi dengan anggota DPRD yang menemui mereka, seperti Harry Saputra Gani dan Noupel.

Perwakilan massa sempat meminta diskusi dilakukan di dalam gedung DPRD.

Meskipun sempat terjadi perdebatan, akhirnya 50 pengemudi ojol diizinkan masuk, sementara yang lainnya diminta menunggu di luar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved