Pilu Orangtua di Bogor Anaknya Tewas usai Diajak Teman ke Puncak, Muntah Darah, Korban Bullying?
Ridwan mengalami luka lebam di bagian kepala dan mutah darah. Korban pun meninggal dunia sehari setelah kejadian, kamis (5/9/2024).
TRIBUNJABAR.ID - Nasib pilu menimpa sepasang orang tua di Bogor yang menjemput anaknya di Pasar Cisarua, Puncak Bogor, namun sang anak mendadak tewas.
Kematian anaknya tersebut dinilai ganjil karena menunjukkan hal tak biasa. Sang anak muntah darah.
Sebelumnya, sang anak menemui teman-temannya di Puncak Bogor.
Korban, Ridwan (16), diduga koran bullying atau perundungan oleh teman-temannya, Rabu (4/9/2024).
Baca juga: Viral Video Perawat Tangani Siswi SD Diduga Korban Bullying, Korban Diminta Makan Roti Isi Duri
Ridwan mengalami luka lebam di bagian kepala dan mutah darah. Korban pun meninggal dunia sehari setelah kejadian, kamis (5/9/2024).
Hal ini diketahui usai polisi mendalami penyebab kematian korban dan motif di balik kasus penganiayaan tersebut.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bogor, Ipda Ndaru Cahya Diana mengatakan, pihaknya telah mendatangi lokasi untuk menghimpun keterangan saksi serta mengamankan barang bukti pakaian dan ponsel.
"Unit PPA Sat Reskrim Polres Bogor menindaklanjuti kasus remaja (Ridwan) yang diduga korban penganiayaan akibat perundungan, hingga mengakibatkan kehilangan nyawa di RSUD Ciawi," kata Ipda Diana dalam keterangannya, Sabtu (7/9/2024).
Berdasarkan hasil olah TKP, korban diduga di-bully teman-temannya sebelum dianiaya di wilayah Cisarua, Puncak.
Diana menyebutkan bahwa terduga pelaku diketahui adalah teman korban.
"Setelah mendatangi TKP serta mencari saksi beserta barang bukti Satreskrim Polres Bogor sampai pada kesimpulan bahwa korban dirundung oleh salah satu temannya berinisial KOS," ujar Diana.
Motif pelaku mengajak korban bertemu teman-temannya sesama pelajar di wilayah Puncak.
Setibanya di lokasi, korban lalu dipukuli oleh para pelaku hingga tak berdaya atau hampir tidak sadarkan diri.
"Motif pelaku yaitu mengajak korban bertemu teman-teman sesama pelajar, setelah sampai di lokasi, korban dipukuli oleh pelaku (KOS) dan terduga lainnya sehingga mendapatkan luka di kepala," ucapnya.
Saat korban tak berdaya karena muntah darah, pelaku menuntunnya sampai ke Pasar Cisarua.
Tak lama setelah itu, korban dijemput oleh orangtuanya dan langsung dilarikan ke RSUD Ciawi karena muntah darah.
Baca juga: Viral Video Bullying Siswa SMP di Gowa, Korban Ditonjok dan Diinjak Berkali-kali hingga Pingsan
Namun, saat tiba di RSUD Ciawi, nyawa korban tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia.
"Korban sempat dituntun oleh pelaku, sebelum dijemput orangtuanya untuk dibawa ke rumah sakit, dan dinyatakan meninggal dunia di RSUD Ciawi pada Kamis," tuturnya.
Hasil pemeriksaan diketahui bahwa korban mengalami luka lebam di bagian kepalanya.
Korban kemudian dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta, guna dilakukan otopsi atau pengecekan seluruh bagian tubuh korban.
Kini, penyidik kepolisian masih berupaya menelusuri keberadaan pelaku di sekolahnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku menghilang setelah menganiaya korban.
"Saat ini pihak kepolisian masih mencari keberadaan pelaku dan terduga pelaku lainnya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ridwan tewas setelah diduga dianiaya oleh sejumlah temannya di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.
Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi pada Rabu (4/9/2024) sekitar pukul 18.30 WIB tepatnya di Cisarua, Kabupaten Bogor.
Kapolsek Megamendung AKP Dedi Hermawan mengatakan bahwa korban awalnya ditemukan dalam kondisi muntah darah.
Namun sehari kemudian, korban dinyatakan meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi.
"Berdasarkan keterangan orangtuanya, saat ditemukan korban dalam kondisi muntah darah. Kemudian, korban dilarikan ke klinik 24 jam karena kondisi semakin memburuk hingga akhirnya dibawa ke RSUD Ciawi," ujar Dedi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9/2024)
Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan perundungan atau bullying di kalangan pelajar.
Tak hanya itu, dokter muda juga diduga mengakhiri hidup setelah mendapat bullying dari senior.
Sebab itu, pertanyaan melintas di kepala.
Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anaknya menjadi tukang bully?
Baca juga: Kisah Pilu Siswa SMA di Pasuruan Diduga Jadi Korban Bullying hingga Alami Depresi, Dibully Sejak SMP
Selengkapnya, simak penjelasannya di bawah ini.
Pertama, para orang tua perlu mengetahui bahwa konsep bully harus diajarkan pada anak.
Pasalnya, mereka belum tentu tahu dan mengerti bahwa tindakannya adalah bentuk kekerasan yang dapat melukai korban.
“Penting untuk mengajari anak-anak apa saja yang dimaksud dengan perilaku bullying karena tidak semua anak menyadari tindakannya sebagai perilaku membully. Bisa saja mereka menganggap itu sebagai candaan biasa,” jelas psikolog anak Amy Lee, PhD.
“Dan ketika orangtua melihat perilaku bullying yang dilakukan anak, kita perlu memastikan bahwa hal tersebut dihentikan.”
Dr. Lee berbagi beberapa cara untuk mendorong komunikasi yang terbuka dengan anak, dan menjelaskan cara menghentikan penindasan.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Jemput di Pasar Cisarua, Orangtua Pilu Anak Tewas di RS, Muntah Darah usai Diajak Teman ke Puncak,
| "Ini Soal Nyawa Manusia": Keluarga Siswi Sukabumi Korban Dugaan Bullying Tolak Keras Mediasi Damai |
|
|---|
| Korban Dugaan Bullying di Sukabumi Ternyata Sudah Minta Pindah Sekolah, DPRD Siap Kawal Kasusnya |
|
|---|
| Polisi Selidiki Dugaan Bullying Setelah Siswi MTs Sukabumi Meninggal, Surat Curhat Jadi Petunjuk |
|
|---|
| Isi Surat Bikin Haru, AK Siswi MTs Sukabumi Curhat Nama-nama Teman Baik di Tengah Derita Dirundung |
|
|---|
| Geger! Pria Tak Dikenal Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Garasi Ambulans Masjid Ikonik Cirebon |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ilustrasi-mayat_20180610_112237.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.