Terungkap Alasan Harga Tiket Pesawat di Indonesia Melangit, Dibocorkan Orang Penting AirAsia

Alasan harga tiket pesawat di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN diungkap CEO AirAsia Group, Tony Fernandes.

Editor: Giri
(KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA)
CEO AirAsia Group, Tony Fernandes. 

TRIBUNJABAR.ID - Alasan harga tiket pesawat di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN diungkap CEO AirAsia Group, Tony Fernandes.

Ada beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya harga tiket pesawat di Indonesia.

Yang pertama, menurutnya, harga bahan bakar di Indonesia jauh lebih tinggi. Dibandingkan harga di ASEAN, Avtur di Indonesia harganya sekitar 28 persen lebih mahal.

Indonesia juga menerapkan PPN atas pajak bahan bakar, yang semakin menambah beban biaya operasional maskapai.

Tony menjelaskan, kebijakan pembatasan wajar yang diterapkan di Indonesia menyebabkan maskapai harus menurunkan harga tiket untuk mematuhi regulasi.

"Menariknya, pembatasan wajar membuat harga tiket menjadi lebih mahal karena maskapai penerbangan harus menurunkan harga tiket lebih rendah," kata Tony saat acara media roundtable eksklusif yang digelar di Fairmont Hotel Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Baca juga: VIRAL Tangki Pesawat Garuda Rute Jakarta-Pekanbaru Bocor, Avtur Ngucur Direkam Musisi Kunto Aji

Ironisnya, meskipun pembatasan ini dirancang untuk melindungi konsumen dengan harga tiket yang lebih rendah, pada kenyataannya hal ini justru membuat tiket pesawat menjadi lebih mahal.

Di negara-negara seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand, yang tidak menerapkan pembatasan wajar, harga tiket lebih rendah.

Selain itu, Tony menyoroti masalah lain yang berdampak pada biaya operasional maskapai, yaitu pajak atas suku cadang.

Ketika suku cadang dikirim untuk diperbaiki dan kembali, mereka dikenai pajak yang tidak ditemukan di negara lain.

Hal ini secara signifikan meningkatkan biaya operasional maskapai di Indonesia.

"Kita telah berbicara dengan Kementerian Keuangan selama beberapa tahun untuk menghapus pajak impor sparepart," ujar dia.

Ia juga mencatat, ada dua faktor yang sangat memengaruhi biaya tetapi tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah, yakni harga bahan bakar dan nilai tukar mata uang.

Baca juga: Pemprov Jabar Upayakan Harga Avtur di BIJB Turun Agar Maskapai Mau Buka Rute Penerbangan Baru

Dengan dolar AS yang kuat, daya saing Indonesia menurun karena 70 persen dari biaya maskapai berkaitan dengan pemuatan dan bahan bakar.

Untuk mengatasi masalah ini, Tony mengusulkan pembangunan lebih banyak fasilitas perawatan pesawat di Indonesia dan menciptakan zona perdagangan bebas, yang akan membantu menurunkan biaya operasional.

Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine, menambahkan bahwa adanya hanya satu pemasok bahan bakar di Indonesia merupakan masalah besar.

Di negara-negara lain seperti Malaysia, terdapat dua atau tiga perusahaan pemasok bahan bakar, yang menciptakan persaingan dan mengurangi biaya.

"Di Indonesia, ketergantungan pada satu pemasok mengakibatkan biaya yang lebih tinggi karena tidak adanya persaingan," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bos AirAsia Ungkap Biang Kerok Harga Tiket Pesawat RI yang Selangit

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved