Doa Harian
Jadwal Rebo Wekasan di Bulan Safar 2024, Lengkap Amalan dan Doa yang Bisa Dibaca, Berikut Hukumnya
Sebelum bulan Safar 2024 berakhir, sebagian umat muslim menyambut Rebo Wekasan, berikut jadwal lengkap dengan amalan doa yang bisa dibaca dan hukumnya
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Sebelum bulan Safar berakhir, biasanya sebagian umat muslim menyambut Rebo Wekasan.
Adapun arti Rebo Wekasan adalah memperingati rabu terakhir di bulan Safar dengan mengerjakan amalan-amalannya.
Seperti salat sunah Rebo Wekasan hingga membaca doa-doa tolak bala.
Saat ini, umat muslim pun berada di hari-hari terakhir bulan Safar 2024 / 1446 H.
Bagi sebagian muslim mengerjakan amalan Rebo Wekasan diyakini sebagian muslim untuk menolak bala.
Baca juga: Arti Rebo Wekasan Tradisi di Bulan Safar yang Dilaksanakan Sebagian Umat Islam, Berikut Asal-usulnya
Berdasar pada penanggalan Qomariyah, Bulan Safar, Rebo Wekasan jatuh setelah bulan Muharram atau sebelum bulan Rabiul Awal.
Di Indonesia, Rebo Wekasan merupakan bagian tradisi.
Tradisi Rebo Wekasan disebut juga dikenal sebagai Arba Mustakmir yaitu suatu hal yang bagi sebagian orang kerap dilakukan setiap tahun.
Dilansir dari Kompas.com, tradisi Rebo Wekasan ini turun temurun dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia mulai Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan, hingga Maluku.
Selama Rebo Wekasan dilakukan berbagai kegiatan dan amalan.
Seperti tahlilan (zikir bersama), berbagi makanan bersama, salat sunah lidaf’lil bala (tolak bala) dan memanjatkan doa tolak bala.
Lalu, kapan jadwal Rebo Wekasan di bulan Safar 2024 / Safar 1446 H tersebut?
Berdasarkan kalender Hijriah, jadwal Rebo Wekasan di bulan Safar 1446 H ini jatuh pada Rabu 4 September 2024.
Demikian, Rebo Wekasan 2024 tersebut diperingati sehari sebelum menyambut awal bulan atau tanggal 1 Rabiul Awal 1446 H / 2024 M.
Lalu, apa saja amalan di malam Rebo Wekasan yang bisa dikerjakan?
Sebagai informasi Rebo Wekasan ini dianggap sebagai tradisi di sejumlah wilayah Indonesia.
Sementara tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam menyambut Rebo Wekasan bersumber pada amaliah.
Seperti salat, zikir, doa, dan tabarruk.
Amalan di Rebo Wekasan dilakukan sebagai bentuk permohonan turunnya kebaikan dan dan perlindungan dari segala macam musibah dan cobaan dari Allah SWT.
Buya Yahya menegaskan bahwa kepercayaan dan tradisi Rebo Wekasan bukan riwayat hadits Nabi.
"Rabu Wekasan, jadi tentang adanya turun balak di malam Rebo Wekasan itu tidak pernah, bukan riwayat hadist Nabi SAW," jelas Buya Yahya, di YouTube Al-Bahjah TV.
Adapun umat Muslim yang mengkhawatirkan akan adanya malapetaka, maka diperbolehkan membaca doa perlindungan kepada Allah SWT seperti membaca Surat Yasin, sedekah dan menajatkan doa-doa lainnya.
Baca juga: 8 Macam Tradisi Rebo Wekasan di Bulan Safar yang Ada di Daerah Indonesia, Termasuk di Jawa Barat
Doa Tolak Bala Rabu Wekasan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هٰذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَأَسْأَلُكَ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ أَنْ تُجِيْرَنِيْ وَوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِيْ وَأَهْلِيْ وَأَحْبَابِيْ وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِيْ مِنْ شَرِّ هٰذِهِ السَّنَةِ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيْهَا، وَاصْرِفْ عَنِّيْ شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ، يَا كَرِيْمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لِيْ فِيْ هٰذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِيْ وَلِأَهْلِيْ وَمَا تَحُوْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِيْ وَجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هٰذَا الشَّهْرِ، وَمِنْ كُلِّ شِدَّةٍ وَبَلَاءٍ وبَلِيَّةٍ قَدَّرْتَهَا فِيْهِ يَا دَهْرَ، يَا مَالِكَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ، يَا عَالِمًا بِمَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، وَمَنْ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ: (كُنْ فَيَكُوْنُ) يَا أَزَلِيُّ يَا أَبَدِيُّ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَاذَا الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ أَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ اَللّٰهُمَّ احْرِسْ بِعَيْنِكَ أَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَمْوَالَنَا وَوَالِدِيْنَا وَدِيْنَنَا وَدُنْيَانَا الَّتِيْ ابْتَلَيْتَنَا بِصُحْبَتِهَا، بِبَرَكَةِ الْأَبْرَارِ وَالْأخْيَارِ، وَبِرَحْمَتِكَ يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ، يَاكَرِيْمُ يَاسَتَّارُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَنِ، يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ يَا مُجْمِلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنَا اللّٰهُمَّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْن
Doa Tolak Bala Latin
Bismilahirrahmanirrahim, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în. A’ûdzu billahi min syarri hadzaz zaman wa ahlihi, wa as`aluka bi jalâlika wa jalâli wajhika wa kamâli jalâli qudsika an tujîrani wa walidayya wa ahlî wa ahbâbi wa mâ tuhîthuhu syafaqatu qalbi min syarri hadzas sanati, wa qini syarra mâ qhaddaita fîha, washrif ‘anni syarra syahri shafar, yâ Karîman nazhar, wakhtim lî fî hâdzas syahri wad dahri bis salamati wal ‘afiyati lî wa liwâdayya wa aulâdi wa li ahli wa mâ tahûthuhu syafaqatu qalbi wa jamî’il muslimîn, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘alâ âli wa shahbihi wa sallam.
Allahumma innâ na’udzubika min syarri hadzas syahri, wa min kulli syiddatin wa balâin wa baliyyatin qaddartahâ fîhi yâ dahru, ya mâlikad dunya wal akhirat, ya ‘âliman bima kâna wa mâ yakûnu, wa man idzâ arâda syai`an qâla lahu: (kun fayakûn) yâ azaliyyu ya abadiyyu ya mubdi-u ya mu‘id ya dzal jalâli wal ikrâm, ya dzal ‘arsyil majîd anta taf’alu mâ turîd.
Allahummahris bi ‘anika anfusana wa ahlana wa amwalana wa wâlidina wa dînana wa dunyânal latî ibtalaina bi suhbatiha, bi barakatil abrâri wal akhyâri, wa birahmatika ya ‘azîzu yâ ghaffâru, yâ karîmu yâ sattâru yâ arhamar râhimin.
Allahuma yâ syadîdal qawiyyi wa yâ syadidal mihani, yâ ‘azîzu dzallat li’izzatika jamîu khalkika, ikfîni min jami’i khalkika, yâ Muhsinu yâ Mujmilu yâ Mutafaddhil, yâ Mun’im, ya Mutakarrim, yâ man lâ ilaha illa Anta, irhamnâ allahumma bi rahmatika yâ arhamar rahimîn. Wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în
Terjemahan
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada Tuan kami, Muhammad saw dan keluarganya serta sahabatnya semuanya. Aku berlindung dari keburukan zaman ini dan orang-orang yang memiliki keburukan itu, dan aku memohon dengan wasilah keagungan-Mu dan keagungan keridhaan-Mu serta keagungan kesucian-Mu, supaya Engkau melindungiku, kedua orang tuaku, keluargaku, orang-orang yang aku cintai dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku, dari keburukan tahun ini, dan cegahlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Palingkanlah dariku keburukan di bulan Safar, wahai Dzat Yang Memiliki Pandangan Yang Mulia. Akhirilah aku di bulan ini, di waktu ini dengan keselamatan dan sejahtera bagi kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku seluruhnya. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan keselamatan kepada tuan kami Muhammad saw dan keluarganya serta sahabatnya.
Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari keburukan bulan ini, dan dari segala kesukaran, bencana dan cobaan yang telah Engkau takdirkan di dalamnya, wahai Ad-Dahr (Allah), wahai sang pemilik dunia dan akhirat, wahai Zat Yang Maha mengetahui sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, wahai Zat yang apabila menghendaki sesuatu mengucapkan: Kun fayakun, Wahai yang Zat yang tidak terikat waktu, wahai Zat yang abadi, wahai Zat yang menciptakan segala sesuatu, wahai Zat yang mengembalikan segala sesuatu, wahai Zat pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Zat pemilik ‘Arsyi yang mulia, Kau maha melakukan apa yang Kau kehendaki.
Ya Allah jagalah diri kami dengan pandangan-Mu, dan keluarga kami, harta kami, orang tua kami, agama kami, dunia yang kami dicoba untuk menghadapinya, dengan wasilah keberkahan orang-orang yang baik dan pilihan, dan dengan kasih sayang-Mu wahai yang maha perkasa, maha pengampun, maha mulia, maha menutup aib, duhai yang paling maha penyayang di antara para penyayang.
Wahai Allah, wahai Zat yang sungguh amat kuat, Zat yang cobaannya sangat berat, wahai yang maha perkasa, yang mana seluruh mahlukNya tunduk karena keperkasaan-Mu, jagalah aku dari semua mahluk-Mu, wahai yang maha memperbagus, yang maha memperindah, yang maha memberikan keutamaan, yang maha memberikan kemuliaan, Yang Siapa tiada tuhan kecuali Engkau, kasih sayangilah kami dengan rahmat-Mu wahai Zat paling penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya semua.”
Baca juga: Doa-doa di Malam Rebo Wekasan, Termasuk Doa Tolak Bala Lengkap dengan Artinya, Dibaca Petang Ini
Hukum Rebo Wekasan
Karena bagian dari tradisi yang tak terdapat sumber dalil dari hadis, sebagian besar ulama menegaskan hukum rebo wekasan adalah bid’ah.
Kini, tradisi Rebo Wekasan juga mengalami perubahan.
Biasanya tradisi ini dilakukan NU seperti salat sunah lidaf’lil bala (tolak bala), namun kini sejumlah kalangan ulama menyarankan tidak lagi diniatkan.
Namun, disarankan untuk mengerjakan salat sunah biasanya, seperti rawatib atau salat malam.
Meski begitu ada juga masyarakat mempertahankan menggelar Rebo Wekasan sebagai tradisi semata.
Di sisi lain, soal keyakan Bulan Safar sebagai bulan sial pernah dibahas Rasulullah SAW.
Sebagian masyarakat meyakini Bulan Safar penuh dengan kesialan dan malapetaka.
Keyakinan tersebut sudah ada sejak zaman Nabi yang tersebar di Bangsa Arab dan sebagai kebiasaan orang jahiliyah.
Sementara diketahui meyakini Safar sebagai bulan sial disebut sebagai jenis khurafat atau mitos. Bahkan di Indonesia sendiri, anggapan Bulan Safat sebagai bulan sial pun masih ada diyakini sebagian masyarakat.
Seperti munculnya khurafat dan keyakinan lainnya seperti menghindari pernikahan, aqikah dan bepergian saat Bulan Safar.
Meski begitu, anggapan Safar sebagai bulan sial orang jahiliyah dan Bangsa Arab tersebut telah dibantah Rasulullah SAW dalam sebuah hadis.
Dalam hal ini Rasulullah SAW sudah memperingatkan umatnya agar tak percaya akan adanya bulan sial tersebut.
Rasulullah tidak sama sekali membenarkan menganggap Bulan Safar sebagai bulan sial. Hal ini pun pernah disampaikan Rasulullah SAW, beliau bersabda:
“Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan Bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa.” (HR. Bukhari).
“Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safhar”, kemudian seorang badui Arab berkata:
“Wahai Rasulullah SAW, onta-onta yang ada di padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh Seekor onta betina berkudis, kenapa menjadi tertular oleh seekor onta betina yang berkudis tersebut ?”.
Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “Lalu siapakah yang membuat onta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)
Musibah maupun kesialan seseorang sebagaimana terkandung dalam rukun Iman untuk meyakini qada dan qadar.
Sementara itu dalam Islam pun menganggap bulan tertentu sebagai bulan sial hukumnya syirik.
Perbuatan syirik adalah itikad menyamakan sesuatu selain Allah atau menyekutukan Allah.
Termasuk memalingkan bentuk ibadah dan ketentuan selain hal yang ditentukan Allah SWT.
Diketahui perbuatan syirik adalah satu di antara dosa besar yang tak diampuni Allah SWT.
Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran Surat An Nisa : 48.
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa : 48).
Dalam ayat tersebut dijelaskan, seseorang berjumpa Allah dalam keadaan musyrik maka tidak ada harapan baginya untuk mendapatkan ampunan Allah SWT.
Rebo Wekasan
Safar 1446 H
bulan Safar 2024
jadwal
Bulan Safar
amalan
doa tolak bala
hukum rebo wekasan
Bacaan Doa Buka Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah Huruf Arab dan Latin, Lengkap dengan Artinya |
![]() |
---|
Bacaan Doa Menyambut Bulan Syaban 2025, Lengkap dengan Amalan Doa Dikerjakan 1 Bulan Jelang Ramadhan |
![]() |
---|
8 Doa yang Dibaca Sambut Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Termasuk Sholawat, Lengkap dengan Artinya |
![]() |
---|
Bacaan Niat Puasa Qadha Jelang Ramadhan 2025, Berikut Penjelasannya Jika Digabung dengan Puasa Rajab |
![]() |
---|
10 Doa Malam Tahun Baru Selain Doa Akhir & Awal Tahun, Mustajab Mohon Keberkahan & Kemudahan Rezeki |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.