Pilwalkot Bandung 2024

Pengamat Ingatkan Atalia Praratya Soal Persepsi Buruk Jika Tinggalkan DPR RI Demi Pilwalkot Bandung

Hal ini disampaikan oleh pengamat politik sekaligus Guru Besar Komunikasi Politik UPI, Karim Suryadi.

|
TRIBUNJABAR.ID/KIKI ANDRIANA
Atalia Praratya Kamil saat mengunjungi UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, di Hegarmanah, Jatinangor, Sumedang, Rabu (1/2/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Politisi Partai Golkar Atalia Praratya dinilai akan lebih baik jika menyelesaikan jabatan sebagai anggota DPR RI dibandingkan maju ke perhelatan Pilkada Kota Bandung. Langkah ini dinilai lebih menguntungkan bagi istri Ridwan Kamil tersebut. 

Hal ini disampaikan oleh pengamat politik sekaligus Guru Besar Komunikasi Politik UPI, Karim Suryadi.

"Menjadi anggota DPR RI adalah jabatan politik pertama bagi Atalia. Secara kompetensi ini lebih menguntungkannya ketimbang menjadi wali kota, yang lebih menuntut kemampuan dalam banyak hal," ujar Karim, saat dikonfirmasi melalui ponsel, Selasa (13/8/2024). 

Ia mengatakan langkah memilih tidak mundur dari kursi DPR RI demi Pilkada juga merupakan pilihan tepat bagi karier Atalia. Sebab hal itu tidak sama dengan suaminya, Ridwan Kamil yang kini digadang-gadang akan diusung maju ke Pilgub Jakarta. Sehingga, tudingan politik dinasti terbantahkan. 

"Lebih dari itu, pilihan Atalia sebagai anggota DPR RI akan mengurangi kesan praktik politik dinasti, sebab jalur politik yang dipilih suaminya tidak sama," jelasnya. 

Lebih lanjut, Karim menuturkan, Atalia sendiri kini tengah menimbang pilihan fokus pengabdian kepada masyarakat, antara lagislatif dan eksekutif. Mengingat Atalia kini sudah menjadi anggota DPR RI terpilih dengan suara yang tergolong banyak untuk di Kota Bandung dan Cimahi.

Adapun jika memaksakan untuk memilih mundur dari kursi legislatif dan memilih maju Pilkada, Karim mengatakan, langkah itu ditakutkan akan memunculkan persepsi buruk. 

Baca juga: Atalia Praratya Bingung Pilih Komisi di DPR RI Setelah Dilantik pada Oktober 2024

"Jika dia maju dalam pilwalkot dan harus mundur sebagai anggota legislatif padahal dilantik saja belum, dalam pandangan awam akan dipandang “sagala dirawu”, aji mumpung, dan penilaian sejenis. Sebab pemilihnya dalam pileg, akan memilihnya juga dalam pilwalkot," kata dia. 

Di sisi lain, Partai Golkar juga memiliki kandidat lain yang bisa diusung di Pilwalkot Bandung, yang juga turut mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat dan konsisten dalam berbagai survei.

"Dalam kondisi Partai Golkar yang tengah bergejolak akibat mundurnya Airlangga Hartarto, maka siapa pun yang menanti rekomendasi Golkar harus menambah cadangan kesabaran," kata dia.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved