Pilwalkot Badung 2024

Atalia Praratya Bingung Pilih Komisi di DPR RI Setelah Dilantik pada Oktober 2024

Atalia juga mengakui, bahwa menjadi perempuan itu tidaklah mudah dan memiliki peran ganda. 

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
tribunjabar.id / Nappisah
Anggota DPR RI terpilih dari Partai Golkar, Atalia Praratya 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anggota DPR RI terpilih dari Partai Golkar, Atalia Praratya, belum bisa menentukan komisi mana yang akan dia pilih setelah pelantikan nanti.

Anggota DPR RI terpilih dijadwalkan akan dilantik dan diambil sumpah/janjinya pada 1 Oktober 2024.

Istri Ridwan Kamil itu membocorkan, terdapat dua komisi yang menurutnya sesuai dengan bidang yang digelutinya.

"InsyaAllah kalau takdirnya di sana. Saya ini sebetulnya bingung antara Komisi VIII atau X karena bidangnya itu saya banget," kata Atalia saat ditemui di Unpad Dipatiukur di Kota Bandung, Minggu (11/8).

Komisi VIII berfokus pada bidang agama, sosial, kebencanaan, pemberdayaan perempuan dan anak.

Menurut Atalia, Komisi VIII bisa menjadi pilihannya sebab berkaca apa yang telah dilakukannya dalam 10 tahun terakhir.

"Ada kebencanaan bersama dengan jejaring masuk membantu masyarakat, memberikan trauma healing dan lain sebagainya," kata dia.

"Termasuk perempuan dan anak menjadi konsen saya, selama ini saya mendampingi kasus-kasus tertentu," ungkap perempuan yang akrab disapa Ibu Cinta ini.

Baca juga: Pengamat Unpar Sebut Atalia Praratya Paling Ideal Dampingi Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2024

Namun Atalia juga tak menampik, terdapat satu bidang dari Komisi X yang menarik perhatiannya, yaitu pendidikan.

"Ada juga sisi yang menarik terkait dengan pendidikan, karena saya pengajar dan dosen. Saya di manapun di tempatkan InsaAllah karena niatnya untuk membantu masyarakat," ujarnya.

Disinggung isu apa yang akan dibawa ke dalam rapat anggota dewan nanti, Atalia menyebutkan, kesetaraan gender akan menjadi fokus utamanya.

Dirinya menginginkan agar masyarakat terutama di daerah pemilihnya yaitu Kota Bandung dan Kota Cimahi, memahami isu kesetaraan gender.

"Kesetaraan gender bukan berarti harus sama laki-laki dan perempuan, tapi berkeadilan disesuaikan dengan kodrat kemampuan, kapasitasnya," kata dia.

Atalia juga mengakui, bahwa menjadi perempuan itu tidaklah mudah dan memiliki peran ganda. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved