Berita Viral

Kisah Pilu WNI Diduga Disekap di Myanmar, Diancam Diamputasi Jika Tak Bayar Tebusan Rp 478 Juta

Kisah pilu dialami oleh seorang WNI yang diduga disekap dan dianiaya di Myanmar.

(KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA)
Daniel memegang salah satu bukti percakapan antara keluarga Hendri dengan Risky, Jumat (9/8/2024). 

Sesampainya di Bangkok, Hendri pergi bersam Risky dan empat orang keturunan India lainnya dalam satu mobil.

Di pertengahan jalan, Risky berpisah dengan Hendri.

Risky kembali ke apartemennya, sedangkan Hendri dibawa hingga ke Myanmar.

“Hendri ini mikirnya mau dibawa ke Maesot, Thailand. Ternyata 8 jam perjalanan enggak sampai. Tiba-tiba ada di Myanmar yang berbetuk kayak rumah susun gitu dia,” jelas Daniel.

Ketika pihak keluarga ketika pertama kali dihubungi oleh Hendri, para penipu meminta tebusan sebesar 30.000 dollar AS atau setara dengan Rp 478 juta.

Pria 27 tahun itu disiksa oleh kelompok penipu.

Ia tidak dipenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makan dan minum.

Bahkan, Hendri disiksa setiap selesai melakukan panggilan telepon dengan keluarga yang tidak kunjung mengirimkan uang.

"Menurut pengakuannya Hendri, rekaman suaranya ada. Enggak dikasih makan, enggak dikasih minum, kalau hujan minumnya air hujan. Kalau enggak ada hasil dari pihak keluarga, dalam arti duit masuk, ya dia disiksa. Sampai namanya dipukul pakai stik golf, stik baseball," kata Daniel.

Penjelasan Kemenlu

Diplomat Muda Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Rina Komaria menerangkan, Suhendri Ardiansyah diduga disekap dan dianiaya di daerah konflik di Myanmar.

"Koordinasi dengan otoritas Myanmar. Wilayahnya daerah konflik sehingga prosesnya kompleks," ujar Rina saat dihubungi, Senin (12/8/2024), dikutip dari Kompas.com.

Ia diduga disekap di daerah Myawaddy, berjarak sekitar 564 kilometer dari Ibu Kota Myanmar, Naypyidaw.

"Tapi mengeluarkan WNI dari wilayah tersebut (Myawaddy) sangat sulit karena dikuasai kelompok bersenjata. Otoritas pusat Myanmar pun tidak dapat menjangkau," tambah dia.

Namun, Kemenlu telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Yangon terkait dengan laporan penyekapan dan penganiayaan Hendri.

Kemenlu juga sedang berkoordinasi dengan otoritas Myanmar untuk bisa mengetahui lokasi keberadaan Hendri.

"Ditengah keterbatasan akses dan kompleksitas situasi di wilayah konflik, Pemerintah Indonesia melalui KBRI Yangon terus mengupayakan agar WNI yang berada di wilayah sana bisa keluar dengan selamat," kata dia.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Kompas
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved