Video Hentikan TikToker Viral, Pemuda Plumbon Cirebon Ungkap Fakta yang Sebenarnya

Satu pemuda yang memberhentikan seorang tiktoker yang sedang menjalankan misinya menuju Jakarta dengan berjalan kaki bikin klarifikasi.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Giri
tangkapan layar
Asep Maulana (kanan), warga Desa Gombang, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, membuat video klarifikasi atas tudingannya sebagai seorang preman dengan memalak tiktoker bernama Sifful yang sedang menjalankan misinya menuju Jakarta dengan berjalan kaki di jalur Pantura, tepatnya di Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon sambil live streaming tiktok. Asep didampingi Kapolsek Depok, AKP Afandi. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto 

TRIBUNJABAR.IA, CIREBON - Satu di antara pemuda yang memberhentikan seorang tiktoker yang sedang menjalankan misinya menuju Jakarta dengan berjalan kaki di jalur Pantura, tepatnya di Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membuat klarifikasi.

Asep Maulana, nama pemuda itu, membantah tudingan sebagai seorang preman dengan memalak tiktoker tersebut.

Pemuda asal Desa Gombang, Kecamatan Plumbon, ini memberikan klarifikasi atas video yang viral di media sosial.

Video klarifikasinya pun viral di media sosial.

Dilihat Tribun pada Kamis (8/8/2024) dini hari, Asep menyatakan bahwa tindakannya tersebut semata-mata untuk menjaga keamanan lingkungan.

"Jadi, pemberitaan terhadap diri saya yang lagi viral di medsos itu terkait premanisme, pemerasan atau pemalakan itu tidaklah benar, saya siap dikonfrontasi," ujar Asep melalui video klarifikasinya seperti dikutip Tribun, Kamis.

Ia mengaku, pada malam kejadian, dia bersama teman-temannya sedang berjaga di poskamling dan merasa khawatir dengan keramaian yang muncul tiba-tiba.

Baca juga: Pemuda asal Plumbon Cirebon Ditangkap Polisi, Ribuan Butir Obat Terlarang dalam Koper Disita

"Kami secara responsif adanya keramaian di situ, kami khawatir ada geng motor, maka kami mendatangi mereka dan saya pribadi tidak tahu kegiatan mereka," ucapnya.

Menurut Asep, saat bertanya kepada para tiktoker tentang kegiatan mereka, ia merasa tidak berkenan untuk direkam tanpa izin.

"Saya katakan 'kalian kalau mau merekam izin dulu'. Saya paham, kalau di fasilitas umum memang semua orang bisa merekam, tapi untuk berkenannya seseorang direkam harus izin dulu ke orang tersebut, kan begitu," jelas dia.

Lebih lanjut, Asep menyarankan agar kegiatan semacam itu sebaiknya dikoordinasikan dengan pihak kepolisian untuk menghindari potensi bahaya.

"Maka saya mengimbau kepada tiktoker, kalau ingin membuat konten di jalan yang mengundang banyak massa, harus koordinasi dulu sama kepolisian, baik di resor dan polsek," katanya.

Asep juga menepis tuduhan pemerasan Rp 250 ribu yang muncul di narasi video viral tersebut.

Baca juga: Wisatawan Naik Kapal Pesiar ke Cirebon, Sempat ke Keraton Kacirebonan dan Santap Empal Gentong

"Terkait benar atau tidaknya, silakan ditanya ke kreatornya apakah itu Rp 250 ribu muncul dari saya untuk premanisme ataukah itu Rp 250 langkah kaki dari gift," ujarnya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved