Pilgub Jatim 2024

Risma Belum Jelas, Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024 Bisa Lawan Kotak Kosong, Sinyal Makin Kuat

Siapa lawan Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak di Pemiligan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim 2024), belum jelas. Khofifal bisa lawan kotak kosong

Editor: Kisdiantoro
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat dikerumuni emak-emak di Kabupaten Majalengka, Sabtu (17/6/2023). Khofifah bisa lawan kotak kosong di Pilgub Jatim 2024. 

Nasdem juga harus berkoalisi karena cuma punya 10 kursi, sedangkan PKB penguasa 27 kursi sejatinya bisa langsung mencalonkan pasangan kader sendiri, namun melawan Khofifah-Emil yang diusung koalisi jumbo 7 partai politik, tentu tidak mudah buat PKB sendirian.

"Secara rasional baik PKB, PDIP dan Nasdem sudah semestinya berkoalisi jadi poros baru." ujarnya.

"Ketiga parpol itu juga dituntut solid dan matang dengan kalkulasi yang taktis dalam menempatkan siapa di posisi cagub dan cawagub karena salah penempatan posisi dalam strategi koalisi, bisa berakibat fatal, yakni minim dukungan elektoral," katanya.

Apabila kriteria kemenangan terutama mengacu pada popularitas lalu kapabilitas dan berikutnya elektabilitas, maka secara rasional Risma sangat layak diusung menjadi bakal calon Gubernur Jatim.

Sedangkan calon wagub bisa dari kader terbaik PKB.

"Pasalnya, merebut suara warga Jatim yang berdasarkan DPT Pemilu 2024 lalu didominasi oleh 15,9 juta pemilih perempuan dibandingkan 15,4 pemilih laki-laki, maka duel Risma dan Khofifah tentu bakal sengit," katanya.

Iqbal menila  duel sesama perempuan pemimpin itu sekaligus bisa mengafirmasi seberapa piawai keduanya mampu mengakomodasi dan mewujudkan seluruh agenda kepentingan kaum perempuan Jatim.

Jika duel sesama perempuan Jatim itu terjadi, lanjut dia, Pilkada Jatim bakal suguhkan kompetisi demokrasi yang sehat buat pendidikan politik rakyat.

Namun semua itu kembali bergantung terutama pada kedewasaan elit PKB, PDIP dan Nasdem untuk menjadi teladan berdemokrasi.

"Konfigurasi tiga parpol itu jika terwujud juga jadi edukasi politik yang sangat berharga karena tak membiarkan pilkada Jatim hanya melawan kotak kosong," kata dia.

"Jelas buruk dan bahaya bila demokrasi selesai, mati dan berhenti di meja elit partai yang memaksa memborong rekomendasi pada calon tunggal saja," ujarnya.

Kendati demikian, Risma-Anas jelas tidak bisa satu paket diusung jadi pasangan calon karena irisan kantong suaranya sama dan PDIP tidak punya golden tiket dalam Pilkada Jatim.

Sehingga dua nama kader PDIP itu baru sebatas modal buat posisi tawar PDIP ketika membangun koalisi bersama PKB atau Nasdem.

Bila dalam koalisi, lanjut dia, PDIP di posisi Cawagub, maka kemungkinan nama Anas yang bakal disodorkan ketika PKB meminta posisi cagub misalnya Menaker Ida Fauziyah atau Kiai Marzuki.

Namun apabila PKB legawa meminta Risma sebagai Cagub, maka nama Anas bakal hilang dalam bursa pilkada karena pasangan calon yang terbentuk adalah Risma-Marzuki.

Sumber: Surya
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved