Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Adik Terpidana Kasus Vina Sebut 2 Polisi Paling Kejam, Disuruh Lari dan Ditembak saat Dibebaskan

Iptu Rudiana membantah tudingan yang mengatakan dirinya ikut menangkap dan menganiaya para terpidana

Editor: Ravianto
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
Salah satu saksi yang dihadirkan dalam sidang lanjutan Peninjauan Kembali (PK) Saka Tatal di Pengadilan Negeri (PN) Kota Cirebon, Aldi menangis saat memberikan keterangannya di depan majelis hakim. 

Lalu, ia dihajar di lokasi tersebut. 

Aldi lalu menyebut tiga nama polisi yang memukulinya.

"Gugun, Aris Papua dan Pak Rudiana," kata Aldi sambil menunjukkan bagian kepalanya.

Pemukulan itu dilakukan di mobil polisi. Ia akhirnya ikut dibawa bersama enam terpidana ke Polres Cirebon Kota.

Selama dalam perjalanan, Aldi menuturkan sang kakak bersama terpidana lain juga dipukul, dijambak oleh polisi bahkan dibalsem.

Setibanya di Polres Cirebon Kota, para terpidana diminta jalan bebek menuju ruangan Kanit Narkoba. Diketahui pada saat kasus itu terjadi, Iptu Rudiana menjabat sebagai Kanit Narkoba Polresta Cirebon.

Di sana, Aldi dan para terpidana kembali mendapatkan penyiksaan.

Mirisnya mereka sampai meminum air kencing.

"Dipukul, kan sampai remuk Pak. Sampai mau jalan saja enggak bisa, Pak. Sampai mau masuk ke penjara pada ngesot, Pak itu tuh. Sudah darah semua, Pak. Sudah enggak pada kuatlah, kayak sudah dijadikan binatang," bebernya.

"Sudah sampai sana tuh Pak, sudah mau sampai penjara saja, saya sudah dipukulin sama gembok baru mau masuk. Habis dipukulin pakai gembok, saya diminumin air kencing satu gelas gede. Semuanya harus minum. Habis minum air kencing itu ada polisi yang bawa sandal Eiger, semua ditabokin. Ya Akhirnya sampai remuk Pak," jelasnya.

Tak hanya itu saja, Aldi juga mengaku mendapatkan ancaman dari Gugun dan Aris Papua.

"Ada. (Kata polisinya) masih mending, ditembak mati semua saja daripada kamu pada hidup. Orang dua itu, Pak. Namanya Aris Papua sama Gugun. Aris Papua sama Gugun itu paling kejam. Itu yang ngebalsem saya," jelasnya.

Rasa sakit dianiaya penyidik tersebut masih membekas hingga kini.

Sebab, pada saat itu, Aldi rasanya sampai ingin mati saja.

"Aris Papua sama Gugun Pak, saya merasa saya sakit itu dipukul sama orang dua itu pak. Masih mending mati daripada saya dipukulin Pak," ungkap Aldi.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved