Aksi Jaga Bumi Libatkan Pesantren di Jabar untuk Kurangi Timbunan Sampah dengan Metode Biokonversi

Metode biokonversi menjadi upaya preventif dalam mengatasi penumpukan gas metan di tempat pembuangan akhir (TPA).

Tribun Jabar/ Nazmi Abdurrahman
Sejumlah pesantren di Jawa Barat (Jabar) mendapatkan pelatihan pengolahan sampah organik menggunakan metode biokonversi. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah pesantren di Jawa Barat (Jabar) mendapatkan pelatihan pengolahan sampah organik menggunakan metode biokonversi.

Pelatihan tersebut diberikan oleh platform penggalangan dana sosial Kitabisa, melalui program Askara Nusantara untuk Roadshow Aksi Jaga Bumi ke sejumlah wilayah komunal yang memiliki intensitas produksi sampah tinggi, salah satunya di lingkungan Pondok Pesantren.

Muhammad Nur Afif, Environmental Program Manager di Kitabisa, mengatakan, program tersebut sudah berjalan sejak Juni hingga Juli 2024.

"Pesantren yang terlibat antara lain Jakarta Islamic Boarding School Bogor, Ponpes Al Ihya Subang, Ponpes el-Azzam Sukabumi, Ponpes Miftahul Hasanah Sumedang, Ponpes Al Ismaili Lamongan, dan MBS Al Mujahidin Gunung Kidul," ujar Afif, Kamis (1/8/2024).

Baca juga: Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri, Akan Ganti Kurikulum Sejumlah Pesantren, Hilangkan Nilai Tatharruf

Di sana, pihaknya mengadakan pelatihan pengolahan sampah biokonversi serta memberikan hibah instalasi pengolahan sampah berbasis maggot atau Magobox Tower dan alat composting portable di enam pesantren yang tersebar di Jabar dan luar Jabar.

"Kami percaya bahwa pesantren memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang peduli lingkungan, di sisi lain pesantren menjadi salah satu tempat komunal yang menghasilkan sampah cukup tinggi. Melalui program ini, kami ingin membekali para santri dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mengelola sampah organik sehingga dapat berkontribusi dalam memulihkan fungsi lingkungan hidup kita," katanya.

Menurutnya, metode biokonversi menjadi upaya preventif dalam mengatasi penumpukan gas metan di tempat pembuangan akhir (TPA).

"Metode ini seratus persen sampah organik dapat terkelola tanpa harus dimobilisasi ke TPA," ucapnya.

Melalui program ini, kata dia, diharapkan para santri dan manajemen pesantren dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam pengelolaan sampah harian pesantren dan menginspirasi lingkungan sekitar untuk turut serta dalam mengolah sampah secara swadaya.

Baca juga: Permasalahan Sampah di Jawa Barat Masih Harus Dikaji, Anggota DPRD Jawa Barat: Kurang Sosialisasi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved