Pilwalkot Bandung 2024
Ini Kata Pengamat Soal Cawalkot Masih Rendah Elektabilitas & Popularitas di Pilwalkot Bandung 2024
Lembaga survei Polsight merilis beberapa nama bakal calon wali kota Bandung. Angka popularitas Ridwan Dhani paling buncit mencapai 7,08 persen.
Penulis: Tiah SM | Editor: Januar Pribadi Hamel
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lembaga survei Polsight merilis beberapa nama bakal calon wali kota Bandung.
Dari beberapa nama cawalkot yang disurvei terendah elektabilitas dan popularitas jagoan Partai Gerinda Ridwan Dhani Wirianata.
Angka popularitas Ridwan Dhani paling buncit mencapai 7,08 persen, sementara elektabilitas hanya 0,75 persen.
Terkait hasil survei tersebut, Pengamat Politik dari UPI Cecep Darmawan mengatakan, semua pihak harus menghargai hasil survei Polsight ini.
Baca juga: Ilham Akbar Habibie Tak Gentar Lawan Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024, Siap Menang di Bogor
Hasil survei setidaknya memberikan gambaran, dan bukan untuk dinilai setuju atau tidak setuju. Bila memang tidak setuju, bisa dilakukan survei lain.
Menurutnya, hasil survei ini menggambarkan bahwa Partai Gerindra harus melihat realitas yang ada. Sehingga bisa berupaya untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas calon yang diusung.
"Kalau tetap ingin Dhani, bagaimana supaya popularitas dan elektabilitasnya naik tapi harus juga pertimbangkan calon-calon lain yang juga memiliki peluang yang dari survei itu besar, " ujar Cecep, Minggu (28/07/2024).
Cecep menilai, Gerindra harus melakukan koalisi bermakna baik dengan partai maupun pihak-pihak yang dari sisi ketokohan bisa mendukung suara di Pilkada, apabila tetap mengusung Dhani Wirianata.
Baca juga: Ono Surono Sebut Fitria Bisa Dipasangkan dengan Charly Van Houten di Pilkada Kota Cirebon 2024
"Tentu ini PR besar bagi Gerindra, jangan sampai kekalahan momentum dengan munculnya calon-calon yang punya suara besar yang mungkin saja diambil, digadang-gadang atau ditaksir oleh partai lain, " tuturnya.
"Hemat saya, Gerindra harus segera melakukan evaluasi diri. Bagaimana Gerindra kalau ingin memperoleh suara yang signifikan, apakah sudah pas pencalonannya atau berkoalisi dengan siapa, " ungkap Cecep.
Meski sudah bermunculan bakal calon dan bahkan beberapa partai sudah mengeluarkan nama yang mereka usung, Cecep menilai saat ini masih tahap awal. Figur yang muncul sebagai kandidat ini memang sedikit atau banyak akan menjadi perhatian bagi publik.
Cecep mengatakan, sekarang ini partai-partai harus realistis dengan kandidat dan pesaing kandidatnya. Mereka harus sudah mengkalkulasikan bila A berpasangan dengan B atau A dengan C hasilnya seperti apa.
Baca juga: Tatap Pilkada 2024, PKS Kota Tasikmalaya Gelar FGD dan Bentuk 3 Komisi Strategis Pemenangan
"Suara partai itu baru satu variabel. Misalnya merasa partai ini suaranya banyak, partai ini sebagai pemenang, itu baru satu variabel. Variabel lainnya ada soal identifikasi kandidat, sejauh mana identifikasi kandidat. Dan juga koalisi, sejauh mana koalisi ini dibangun. Itu faktor-faktor yang akan mendongkrak baik aspek popularitas maupun elektabilitas, " terangnya.
Saat ini, kata Cecep, memang masih belum melihat kandidat mana yang akan muncul menjadi calon dan berpasangan dengan siapa. Hal itu tergantung kebijakan partai dari tingkat pusat sampai daerah.
"Tapi partai juga harus realistis dengan kondisi di lapangan. Bisa saja partainya besar, tapi bisa jadi kandidatnya kurang dukungan. Beda dengan ketika pileg, selain partai dilihat juga figur, " ujarnya.
Disinggung soal latar belakang kandidat yang berasal dari Kota Bandung atau urang Sunda, Cecep menilai hal bisa bisa berpengaruh pada pilihan publik. Namun berapa persen dan banyak pengaruhnya harus disurvei.
Baca juga: Ridwan Kamil Berpotensi Lawan Kotak Kosong di Pilkada Jabar, Pengamat Berharap Banyak pada Gerindra
Sementara Ridwan Dhani Wirianata menanggapi survei masih rendah mengaku belum maksimal terjun ke lapangan.
"Saya kan baru turun kampanye awal Juli Bismillah kita lagi ikhtiar terus ," ujar Dhani.
Menurut Dhani, ia harus bisa menaikan elektabilitas maupun popularitas sebelum mendaftarkan ke KPU.
"Insya Allah bisa sejajar dengan kandidat lain, Kan dulu Kang Emil & Mang Oded surveynya rendah, tapi bisa menang saat pemilihan," ujarnya.
Sedangkan Sonny Salimi yang medaftat di Partai Gerindra, hasil survei lebih tinggi dari Dhani namun tak terpilih menurutnya sudah kebijakan partai harus dihormati.
Walau tidak terpilih masih punya harapan dan tetap akan terjun ke masyarakat menampung aspirasi dan harapan warga.
"Banyak permasalahan di masyarakat yang harus diselesaikan oleh pemimpin Kota Bandung yang akan datang," ujarnya. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI
Arfi-Yena Menang di Beberapa Wilayah Meski Hasil Quick Count Belum Teratas, Tunggu Hasil Resmi KPU |
![]() |
---|
HASIL Quick Count Pilwalkot Bandung 2024 Terbaru Hari Ini, Data 100 Persen, Farhan-Erwin Kian Unggul |
![]() |
---|
Pilkada Kota Bandung, Koswada dan Forkopimda Cek TPS RSHS dan Lapas Sukamiskin, Situasi Aman? |
![]() |
---|
LINK Hasil Real Count Pilwalkot Bandung 2024 Situs Resmi KPU, Lengkap Cara Cek Hasil Rekapitulasinya |
![]() |
---|
Farhan Akhiri Masa Kampanye Pilwalkot Bandung Dengan Gelar Doa Bersama di Berbagai Tempat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.