Penyebab Keracunan di SDN Gandasari KBB Terungkap, Makanan Terkontaminasi Bakteri Hingga Sianida

Penyebab keracunan massal di SDN Gandasari, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat pesta kenaikan kelas atau samenan.

Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Sejumlah korban keracunan saat menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta, Rabu (26/6/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Penyebab keracunan massal di SDN Gandasari, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat pesta kenaikan kelas atau samenan akhirnya terungkap.

Seperti diketahui, jumlah korban keracunan massal akibat mengonsumsi makanan itu mencapai 125 orang yakni siswa dan orang tua siswa yang menghadiri pesta kenaikan kelas pada 24 Juni 2024.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan KBB, Deni Achmad mengatakan, berdasarkan hasil uji laboratorium sampel makanan di Labkesda Jabar, makanan tersebut terkontaminasi bakteri E Coli, zat nitrit, dan sianida.

Baca juga: Buntut Keracunan Massal di SDN Gandasari, Disdik Bandung Barat Akan Perketat Pengawasan Jajanan

"Hal itu diketahui setelah sampel makanan tersebut dilakukan pengecekan melalui dua metode yakni uji laboratorium mikrobiologi dan toksikologi," ujarnya saat dihubungi, Jumat (12/7/2024).

Untuk hasil mikrobiologi, kata dia, ternyata terdapat bakteri E Coli pada air yang digunakan untuk masak nasi dan ayam, sedangkan hasil toksikologi positif nitrit pada air bersih, dan kandungan sianida di sampel muntahan.

Untuk mengungkap penyebab keracunan hingga akhirnya diketahui terdapat bakteri E Coli, zat nitrit, dan sianida pada makanan, pihaknya mengirimkan empat sampel ke Labkesda Jabar yakni nasi putih, goreng ayam tepung, dan saus.

"Kita lakukan uji laboratorium sampel makanan itu untuk menyelidiki penyebab keracunan di Sindangkerta dan hasilnya sudah keluar serta bisa diketahui," kata Deni.

Baca juga: Sampel Makanan yang Diduga Penyebab Keracunan di SDN Gandasari Bandung Barat Diuji di Laboratorium

Akibat keracunan itu korban merasakan gejala sakit perut, mual, dan diare, kemudian mereka dirawat di Puskesmas Sindangkerta, Klinik dr Yoga, Klinik Sikembar, BPM Hj Eneng, Klinik Permata, dan Klinik dr Taufik.

Sementara untuk antisipasi kejadian serupa, pihaknya akan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap pelaksanaan pembuatan makanan untuk konsumsi jumlah besar.

"Jadi agar kejadian itu tidak kembali terulang, kami juga akan kolaborasi dengan berbagai stakeholder," ucapnya. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved