Cegah Serangan Macan Tutul, Kades di Kuningan Terima Donasi Berupa Petasan

Bantuan petasan yang diterima, kata Juhari, jumlahnya cukup banyak, semata untuk mengusir macan tutul saat terlihat di lingkungan masyarakat.

Istimewa
Si abah, macan tutul yang dilepasliarkan ke hutan Gunung Sawal setelah direhabilitasi selama dua bulan. 

TRIBUNJABAR.ID,KUNINGAN - Beredarnya macam tutul di wilayah permukiman warga Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, menjadi perhatian pemerintah desa setempat.

"Dengan kejadian macan tutul yang beredar liar, kami sudah imbau warga untuk tetap waspada. Selain itu, kami juga menerima donasi berupa perasan," kata Kepala Desa Gunungmanik Juhari Harianto, saat memberikan keterangan kepada Tribun, Rabu (10/7/2024).

Bantuan petasan yang diterima, kata Juhari jumlahnya cukup banyak. Kemudian, kegunaan itu semata untuk mengusir macan tutul saat terlihat di lingkungan masyarakat.

"Iya, ketika warga melihat macan. Upaya penyelamatan itu dengan menyalakan petasan, dan itu hanya sebagai bentuk pengusiran pada macan saja," katanya.

Baca juga: Macan Tutul dari Gunung Sawal Kembali Teror Warga Ciamis, Kucing Peliharaan Hilang Dimangsa

Selain mendapat petasan untuk mengusir macan, Juhari mengaku video adanya macan di lingkungan masyarakat pun viral. Perhatian lain datang dari sejumlah lembaga pemerintah dan aktivis lingkungan dan satwa Universitas Kuningan.

"Untuk perhatian dengan turunnya petugas BPBD, petugas BKSDA, ada juga tim peneliti dari Universitas Kuningan. Kedatangan mereka semua baik, untuk menciptakan keamanan dan rasa nyaman bagi warga yang di ancam dengan beredar liar macan tutul," ujarnya.  

Berita sebelumnya, kemunculan macan tutul di permukiman warga Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, sontak menjadi perhatian pemerintah Kuningan.

Baca juga: Macan Tutul Jawa Berkeliaran di Karawang, Puluhan Kambing Warga Mati Dimangsa

"Saat ada laporan masuk ke kami, sejumlah petugas BPBD kami turunkan hingga lakukan sosialisasi keamanan dan keselamatan warga," kata Kepala BPBD Kuningan Indra Bayu Permana, Rabu (10/7/2024).

Ia menyebut ini dilakukan meski tidak memiliki tugas melakukan evakuasi binatang buas yang berkeliaran di permukiman warga.

"Iya, untuk wilayah ancaman hewan buas kita bukan ahlinya, tapi kordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tetap kita lakukan. Kemudian, bentuk penyelamatan itu kami lakukan pada lingkungan masyarakat sekitar," katanya.

Dalam bentuk kerjasama dari ancaman hewan buas, Ia mengungkap telah melakukan pencegahan dan antispasi kepada warga untuk tetap waspada.

"Ancaman dari hewan buas, kami telah bekerjasama dengan pemerintah desa, untuk selalu antispasi dan waspada. Minimal kegiatan perorangan jangan dilakukan terlalu lama," katanya. 
 

(Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved